KUALA KURUN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunung Mas (Gumas) melalui Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) melaksanakan Workshop Evaluasi Inovasi Daerah Tahun 2024. Ini menjadi sarana mendorong terciptanya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan masyarakat yang lebih produktif, efisien, dan efektif.
"Inovasi sangat penting dan harus menjadi budaya yang terus dipupuk demi kemajuan daerah, dengan memberi ruang terhadap penciptaan ide-ide inovatif dan menciptakan iklim mendukung pengembangan inovasi," ucap Sekda Gumas Richard melalui Kepala Bapperida Kabupaten Gumas Yantrio Aulia, Rabu (13/11).
Setiap tahun Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melakukan penilaian untuk menentukan indeks inovasi atau Innovarive Government Award (IGA). Tahun 2021, Kabupaten Gumas berada di urutan ke-345 dari 415 kabupaten/kota dengan predikat tidak inovatif. Lalu tahun 2022 peringkatnya naik menjadi 159 dengan kategori inovatif, dan tahun 2023 peringkatnya turun ke 325 atau kurang inovatif.
"Kita juga sedang menunggu predikat inovasi tahun 2024 yang sementara dalam proses penilaian oleh Kemendagri. Naik turun peringkat itu menandakan penerapan inovasi di Kabupaten Gumas belum konsisten dan belum menjadi budaya di tempat kerja kita," ujarnya.
Dia menuturkan, workshop evaluasi juga merupakan bagian dari persiapan untuk menghadapi penilaian IGA tahun 2025. Apabila kepala perangkat daerah berkomitmen melaksanakan instruksi pada tahun 2023, yakni satu perangkat daerah satu inovasi di setiap tahun.
"Kami mengapresiasi workshop evaluasi inovasi daerah tahun 2024 yang dilakukan sebagai salah satu upaya mendorong berbudaya inovasi, evaluasi inovasi yang dilakukan dan pengenalan lebih dalam terhadap indikator pendukung inovasi, sehingga siap untuk penilaian inovasi di tahun 2025," jelasnya.
Sementara itu, Kabid Riset dan Inovasi Daerah Vina Valentina menyampaikan, workshop evaluasi inovasi daerah bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada inovator dan operator dalam melengkapi dokumen dan data dukung inovasi daerah, pada indikator penilaian pada aplikasi IGA Kemendagri.
"Selain itu, juga untuk mengevaluasi progres dari pengisian data dukung inovasi daerah tahun 2024, dan mengakomodir persiapan data inovasi daerah tahun 2025 untuk pengisian pada aplikasi IGA Kemendagri," terangnya.
Dia berharap semua dapat bersama-sama saling mendukung dan bekerja sama dalam persiapan penginputan inovasi tahun 2025 untuk tingkatkan indeks inovasi daerah. Semakin banyak inovasi yang lahir dari perangkat daerah, maka indeks inovasi daerah akan meningkat.
"Workshop diikuti peserta yakni inovator dan operator yang berasal dari perangkat daerah. Dengan narasumber dari tim kerja inovasi daerah Bapperida Kabupaten Gumas Antonius Anu dan Evy Asthania Sari," pungkasnya. (arm/yit)