NANGA BULIK – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lamandau telah ditetapkan sebagai pengampu Layanan uronefrologi, sehingga akan membuka layanan hemodialisa (cuci darah).
"Kita berencana membangun gedung hemodialisa tahun depan. Semoga bisa terlaksana dengan lancar," ucap Direktur RSUD Lamandau dr Mardoni.
Saat ini ada tren peningkatan pasien gagal ginjal yang mengharuskan tindakan cuci darah atau hemodialisa. Pasien saat ini terpaksa harus ke Pangkalan Bun untuk cuci darah dua kali dalam seminggu.
"Sudah tercatat 10 orang pasien dari Lamandau terjadwal rutin melakukan hemodialisis di Pangkalan Bun," bebernya.
Dengan terbangunnya gedung hemodialisa di RSUD Lamandau, diharapkan dapat memberikan pelayanan hemodialisa yang terjangkau kepada masyarakat Lamandau sehingga mengurangi angka rujukan pasien.
"Kita akan memberikan akses yang lebih mudah dan cepat ke layanan hemodialisa sehingga dapat mengurangi beban perjalanan serta biaya bagi pasien dan masyarakat," harapnya.
Dengan adanya gedung hemodialisa, RSUD Lamandau dapat menangani lebih banyak pasien cuci darah dan mempercepat proses pemulihan pasien.
"Selain infrastruktur dan sarana peralatan, kita juga mulai menyiapkan tenaga medis, baik dokter maupun perawat. Karena untuk melakukan hemodialisa memang harus ada pelatihan khusus," tambahnya. (mex/yit)