PALANGKA RAYA - Kakao mulai menunjukkan potensinya sebagai salah satu komoditas unggulan di Kalimantan Tengah (Kalteng). Dengan luas areal perkebunan rakyat mencapai 2.878 hektare dan produksi sebesar 1.557 ton pada 2021, Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kalteng, Rizky Ramadhana Badjuri, optimistis kakao mampu menjadi penggerak ekonomi baru di provinsi ini.
Rizky menjelaskan bahwa permintaan kakao di pasar global terus meningkat, meskipun produksi dalam negeri menghadapi berbagai kendala seperti keterbatasan teknologi dan infrastruktur.
“Kondisi ini merupakan peluang emas bagi Kalteng untuk memperkuat posisinya sebagai penghasil kakao berkualitas,” ujarnya, Kamis (12/12).
Beberapa wilayah seperti Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur, dan Murung Raya telah menunjukkan perkembangan signifikan dalam budidaya kakao. Menurut Rizky, kakao memiliki keunggulan dalam aspek keberlanjutan lingkungan dibandingkan dengan kelapa sawit, yang kerap menjadi sorotan karena dampak negatifnya terhadap lingkungan.
Untuk mengoptimalkan potensi ini, Pemerintah Provinsi Kalteng di bawah arahan Gubernur H. Sugianto Sabran dan Wakil Gubernur H. Edy Pratowo telah merancang berbagai langkah strategis. Upaya tersebut meliputi pelatihan petani, penguatan jaringan pemasaran, serta penyediaan fasilitas pendukung.
“Sinergi dari berbagai pihak sangat diperlukan agar kakao benar-benar bisa menjadi andalan baru ekonomi Kalteng sekaligus membuka peluang kerja lebih luas,” pungkas Rizky. (hfz/jpc)