SAMPIT – Menghadapi tantangan sulitnya jaringan internet di sejumlah desa, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus bergerak dengan solusi jangka pendek dan jangka panjang. Melalui program internet gratis berbasis Starlink dan pengusulan pembangunan Base Transceiver Station (BTS), upaya pemenuhan akses internet bagi masyarakat terus dilakukan.
"Ada wilayah yang masih terkendala sinyal atau susah mendapatkan akses internet. Ini sudah menjadi perhatian kami di diskominfo untuk segera ditangani," ujar Kepala Diskominfo Kotim Marjuki melalui Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Kotim Agus Pria Dany.
Pada tahun 2024, Diskominfo telah memanfaatkan fasilitas Starlink untuk menyediakan internet gratis di wilayah dengan sinyal lemah. Program ini telah berhasil diuji coba di sejumlah lokasi, termasuk Kecamatan Tualan Hulu, yang kini dapat menikmati internet gratis untuk pelayanan publik dan masyarakat.
"Alhamdulillah, uji coba Starlink di Tualan Hulu sangat membantu pelayanan di kecamatan dan masyarakat sekitar. Namun, untuk cakupan yang lebih luas, kami tetap mengusulkan pembangunan BTS," jelasnya.
Selain Tualan Hulu, Starlink juga telah dipasang di Desa Sungai Hanya Kecamatan Antang Kalang, Desa Pamalian Kecamatan Kota Besi, dan Desa Biru Maju Kecamatan Telawang. Desa lain, seperti Kenyala Kecamatan Telawang, Rasau Tumbuh, dan Tehang, juga mengajukan usulan Starlink sebagai alternatif.
Diskominfo menegaskan bahwa pembangunan BTS tetap menjadi prioritas jangka panjang untuk memastikan akses internet yang lebih luas. Saat ini, usulan pembangunan BTS telah disampaikan ke Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan ditawarkan kepada provider telekomunikasi.
"Provider memiliki perhitungan sendiri berdasarkan target perusahaan mereka. Namun, kami terus berupaya dan mendorong masyarakat agar mengajukan usulan pembangunan BTS, yang nantinya akan kami teruskan ke Kementerian Kominfo," ungkap Agus.
Salah satu lokasi yang direncanakan untuk survei pembangunan BTS adalah Kecamatan Kota Besi, guna menentukan kelayakan pendirian menara telekomunikasi.
Agus menambahkan bahwa selain Starlink, program VSAT yang merupakan inisiatif Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) juga turut membantu dalam jangka pendek. Namun, BTS tetap menjadi solusi utama karena memiliki radius jangkauan yang lebih luas dibandingkan Starlink dan VSAT.
"Kami tetap berjuang untuk mendirikan BTS di wilayah-wilayah prioritas. Dengan kombinasi solusi ini, diharapkan seluruh masyarakat Kotim dapat menikmati akses internet secara merata," tutup Agus. (yn/yit)
