SAMPIT – Meningkatnya jumlah pedagang baru di Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), menjadi fenomena yang perlu mendapat perhatian. Camat Baamang Sufiansyah mengungkapkan, lonjakan ini terjadi akibat terbatasnya lapangan pekerjaan, sehingga banyak warga memilih berdagang sebagai alternatif mata pencaharian.
”Kami melihat banyak pedagang baru, terutama di kawasan Terowongan Nur Mentaya dan sekitar Pasar Keramat, yang berjualan ikan, sayur, serta ayam. Namun, sebagian besar dari mereka belum memiliki keterampilan manajemen usaha yang memadai,” ujar Sufiansyah.
Fenomena ini tidak hanya mencerminkan semangat masyarakat dalam mencari penghasilan, tetapi juga menghadirkan tantangan tersendiri. Sejumlah pedagang berjualan di tempat yang dilarang, seperti trotoar jalan, serta menggunakan pengeras suara yang dinilai mengganggu kenyamanan warga.
Kondisi ini, menurut Sufiansyah, menuntut perhatian serius dari pemerintah daerah. Pembinaan UMKM menjadi kunci agar para pedagang dapat berkembang secara berkelanjutan dan tidak sekadar berdagang untuk bertahan hidup.
”Pembinaan harus ditingkatkan. Tidak hanya regulasi soal tempat berdagang, tetapi juga peningkatan kapasitas para pedagang dalam mengelola usaha. Pelatihan dan pendampingan sangat diperlukan agar mereka bisa bertahan dan bersaing,” tambahnya.
Ia berharap adanya program pembinaan yang lebih terstruktur agar pedagang baru ini dapat berkembang menjadi pelaku usaha yang mandiri dan mampu bersaing di pasar lokal. Dengan demikian, geliat ekonomi masyarakat Baamang tidak hanya tumbuh, tetapi juga semakin tertata dan berkelanjutan. (yn/ign)