SAMPIT–Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mencatat pencapaian menggembirakan dalam pengendalian demam berdarah dengue (DBD) sepanjang 2024. Jumlah kasus penyakit yang ditularkan nyamuk aedes aegypti itu turun drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Data Dinas Kesehatan Kotim menunjukkan, sepanjang 2024 tercatat 292 kasus DBD, enam kasus dengue shock syndrome (DSS), dan 67 kasus suspect demam dengue (DD), dengan total 298 kasus. Januari menjadi bulan dengan angka tertinggi, yakni 150 kasus, namun terus melandai di bulan-bulan berikutnya hingga hampir nol kasus pada Desember.
Lebih menggembirakan lagi, tren positif ini berlanjut hingga awal 2025. Per 17 April, hanya tercatat 3 kasus DBD, 2 DSS, dan 7 suspek DD. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, penurunan kasus mencapai lebih dari 98 persen.
“Ini penurunan yang sangat signifikan. Tahun lalu di periode Januari hingga April kami mencatat 240 kasus DBD, sekarang hanya tiga kasus. Tapi masyarakat jangan sampai lengah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kotim Umar Kaderi.
Umar mengingatkan, meskipun kasus menurun, risiko tetap ada. Terlebih, curah hujan di Kotim masih cukup tinggi. Genangan air bisa menjadi tempat sempurna bagi nyamuk berkembang biak, apalagi di lingkungan yang tidak bersih.
“Alhamdulillah, sejauh ini situasi membaik, tapi bukan berarti kita bisa tenang. Justru sekarang penting untuk tetap menjaga kebersihan dan terus melakukan 3M Plus secara rutin,” ujarnya.
3M Plus yang dimaksud adalah menguras, menutup, dan mengubur barang bekas, serta menambahkan langkah-langkah pencegahan seperti penggunaan kelambu atau obat nyamuk.
Selain itu, posisi geografis Kotim sebagai daerah transit juga meningkatkan risiko penyebaran. “Orang bisa saja singgah sebentar, tapi tetap bisa membawa virus. Itu sebabnya kewaspadaan tetap harus dijaga,” tegas Umar.
Dinas Kesehatan berharap masyarakat terus disiplin menjaga lingkungan agar lonjakan kasus tidak kembali terjadi, terutama menjelang musim pancaroba yang kerap menjadi periode rawan DBD. (yn/yit)
