SAMPIT – Ratusan pelajar di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) ambil bagian dalam simulasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang digelar di halaman SMP Negeri 8 Sampit, Rabu (24/4). Kegiatan ini menjadi bagian dari peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) dan sekaligus berkontribusi dalam pemecahan Rekor MURI yang digelar serentak di seluruh Indonesia.
Simulasi yang berlangsung sejak pagi tersebut merupakan implementasi program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang digagas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Di Kotim, kegiatan ini diprakarsai oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan melibatkan 395 siswa dan 46 guru, serta puluhan unsur lintas sektor.
Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam mengatakan, pemilihan SMPN 8 Sampit sebagai lokasi kegiatan karena memiliki sejarah langsung dengan bahaya karhutla. Pada tahun 2019, bangunan sekolah ini nyaris dilalap api yang menjalar dari lahan di belakang sekolah.
“Saya sendiri menyaksikan langsung peristiwa itu. Kami ingin kenangan tersebut menjadi pelajaran penting bagi siswa dan warga sekolah, agar lebih siap jika bencana terjadi lagi,” ujarnya.
Simulasi ini juga diwarnai kehadiran tak terduga seorang peneliti asal Jepang yang tengah melakukan riset tentang karhutla di Kalimantan Tengah. Menurut Multazam, momen itu menjadi bukti bahwa isu kebencanaan di Kotim mendapat perhatian global.
Tak hanya siswa dan guru, kegiatan ini melibatkan jajaran perangkat daerah, TNI, relawan, hingga BMKG. Para peserta menjalani skenario evakuasi mandiri, pemadaman awal, hingga simulasi koordinasi antarinstansi.
Multazam menegaskan bahwa edukasi kebencanaan harus dimulai sejak dini. Menurutnya, salah satu penyebab utama banyaknya korban bencana adalah kurangnya pemahaman terhadap risiko di sekitar.
“Semua orang punya potensi terdampak bencana. Maka penanganan dan pemahamannya harus kolektif. Kita dorong latihan semacam ini secara rutin di sekolah, rumah sakit, hingga kawasan permukiman,” tegasnya.
Peringatan HKBN secara nasional dipusatkan di Kota Mataram, NTB, pada 26 April mendatang dengan tema “Bangun Kesiapsiagaan Sejak Dini”. Namun karena tanggal tersebut bertepatan dengan hari libur, sehingga di Kotim peringatan dimajukan dua hari.
“Seluruh kegiatan kami dokumentasikan dan akan dikirim ke BNPB sebagai bagian dari pelaporan nasional,” pungkas Multazam. (yn/yit)