SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menggelar Gerakan Menanam Padi Serentak pada Rabu (28/5), yang dipusatkan di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Mentaya Hilir Utara.
Kegiatan ini dilaksanakan di lima titik sekaligus, yakni di Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Baamang, Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit, dan Pulau Hanaut.
Gerakan ini menyasar tiga jenis lokasi pertanian, yaitu lokasi Cetak Sawah Rakyat (CSR), Optimalisasi Lahan (Oplah), dan lahan padi gogo. Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kotim Masri, hadir langsung dalam kegiatan yang dihadiri oleh sejumlah kelompok tani, sejumlah instansi dan jajaran dinas terkait.
Dalam sambutannya, Masri menegaskan bahwa gerakan ini merupakan langkah konkret dan strategis dalam menghadapi tantangan sektor pertanian di tengah perubahan iklim dan dinamika global yang semakin kompleks.
”Gerakan menanam padi serentak ini adalah upaya tepat sasaran untuk menjaga ketahanan pangan daerah maupun nasional. Ini juga bentuk dukungan terhadap program peningkatan produksi padi nasional,” ujar Masri.
Ia menjelaskan, pelaksanaan tanam serentak ini sejalan dengan arahan Kementerian Pertanian, terutama dalam mendorong ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian melalui pemanfaatan lahan tadah hujan secara optimal.
Menurutnya, petani didorong untuk memanfaatkan waktu tanam yang tepat serta sumber daya secara efisien guna mengantisipasi dampak perubahan iklim, mempercepat indeks pertanaman, dan meningkatkan produktivitas.
Masri juga mengutip pernyataan Presiden RI tentang pentingnya kedaulatan pangan sebagai syarat utama menuju negara maju. “Masalah pangan adalah masalah kedaulatan, kemerdekaan, dan bahkan survival bangsa. Seperti dikatakan Presiden, jika kita ingin menjadi negara maju, maka pangan harus aman terlebih dahulu,” katanya.
Pemkab Kotim berharap, melalui gerakan ini, akan tercapai peningkatan luas tanam yang signifikan dan mendorong percepatan swasembada pangan. Gerakan ini pun diyakini menjadi bagian dari upaya untuk menyejahterakan petani dan memperkuat kemandirian pangan berbasis potensi lokal.
“Seluruh elemen harus terlibat sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Hanya dengan sinergi kita bisa wujudkan ketahanan pangan yang kuat dan berkelanjutan,” tutup Masri. (yn/ign)