SAMPIT – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Multazam, mengingatkan warga agar berperan aktif dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di musim kemarau. Salah satu hal sederhana yang sangat berdampak, adalah tidak membuang puntung rokok sembarangan di pinggir jalan.
Menurut Multazam, dalam situasi tanggap darurat kebencanaan, pengendalian sepenuhnya diambil alih oleh kepala daerah. Namun, dalam keseharian, BPBD menjalankan komando harian dalam upaya mitigasi dan penanganan bencana, termasuk karhutla.
“Kalau kita ingat tahun 2023 lalu, bagaimana saat kita melakukan operasi tanggap darurat, salah satu tantangan terbesar adalah menahan perluasan kebakaran. Itu yang paling krusial. Ketika api meluas, maka kita membutuhkan sumber daya manusia dan peralatan dalam jumlah besar,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dalam beberapa titik karhutla bahkan diperlukan pemadaman menggunakan heli water bombing, yang biayanya sangat tinggi. Namun, langkah itu harus diambil demi mencegah kerusakan lingkungan yang lebih besar dan sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah di mata dunia.
“Biaya operasi dengan heli sangat mahal, tapi tetap harus kita lakukan. Karena kalau tidak, kerusakan lingkungan jauh lebih besar, dan ini juga menjadi potret bagaimana komitmen pemerintah dalam menangani bencana,” tegas Multazam.
Dirinya juga menyoroti penyebab karhutla yang seringkali berasal dari kelalaian manusia, salah satunya membuang puntung rokok sembarangan. Area bahu jalan di wilayah selatan Kotim, katanya, sangat rentan terbakar karena vegetasinya yang kering dan mudah menyulut api.
“Kami tidak menyebut siapa-siapa, tapi fakta di lapangan menunjukkan banyak kebakaran bermula dari hal-hal sepele, seperti puntung rokok. Kalau masyarakat bisa lebih sadar, tidak membuang rokok sembarangan, itu sudah merupakan kontribusi besar dalam pengurangan risiko bencana,” pungkas Multazam.
Ia menambahkan, BPBD Kotim terus mengimbau masyarakat agar lebih waspada dan peduli terhadap lingkungan, terutama di masa rawan karhutla saat ini. Menurutnya, pencegahan, jauh lebih efektif dan murah dibandingkan penanganan ketika api sudah terlanjur meluas. (yn/gus)