SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperkuat arah pembangunan melalui penetapan indikator makro dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029. Salah satu keputusan strategis yang diambil adalah menaikkan target Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan memperkuat intervensi terhadap angka kemiskinan.
Penetapan target tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Kotim Halikinnor saat memimpin rapat penyempurnaan RPJMD di Rumah Jabatan Bupati, Senin (23/6). Di hari yang sama, Bupati juga mengikuti rapat pengendalian inflasi nasional yang digelar Kementerian Dalam Negeri dan dipimpin oleh Sekjen Kemendagri.
“Kita termasuk kabupaten yang inflasinya terkendali, bahkan mengalami deflasi sebesar 0,08 persen. Mudah-mudahan ini bisa kita pertahankan sampai akhir tahun agar stabilitas ekonomi tetap terjaga,” ujar Halikinnor.
Seiring capaian positif di bidang ekonomi, pemkab juga menyempurnakan arah kebijakan pembangunan lima tahun ke depan. Target awal IPM dalam dokumen RPJMD terlalu rendah dan tidak mencerminkan semangat percepatan pembangunan manusia.
“Saya minta target IPM 2025 yang awalnya 74,35 persen dan tahun 2026 sebesar 74,85 persen, harus ditinggikan. Target itu bukan soal tercapai atau tidak, tapi semangat kita harus tinggi agar bekerja maksimal. Tapi kalau targetnya rendah nol koma sekian saja setiap tahun yang dinaikkan , seolah-olah kita pesimis duluan,” tegasnya.
Selain IPM, target penurunan kemiskinan juga menjadi fokus. Halikinnor menyatakan akan ada intervensi lebih tepat sasaran, baik berupa raskin daerah, sembako bulanan, hingga bantuan modal usaha.
“Kita lihat dulu datanya. Kadang ada rumah tangga yang sudah terima PKH tapi masih masuk kategori miskin. Kalau datanya jelas, kita bisa bantu secara langsung agar tidak lagi masuk kategori miskin,” jelasnya.
Pemkab Kotim juga menaruh perhatian serius pada isu stunting. Berkat inovasi lintas sektor, angka stunting berhasil ditekan dari 35,5 persen menjadi 22 persen. “Pusat bahkan sempat tak percaya karena penurunannya lebih dari 10 persen. Tapi itu fakta dari kerja keras kita,” ujar Halikinnor.
Ia mengimbau masyarakat, khususnya ibu hamil dan ibu dengan balita, agar rutin memeriksakan diri ke Posyandu atau Puskesmas. “Deteksi dini sangat penting untuk cegah gangguan kesehatan sejak awal, sekaligus mendukung peningkatan IPM dan menurunkan kematian bayi,” tandasnya.
Dengan arah pembangunan yang semakin jelas dan target yang dicanangkan, Bupati optimistis Kotim bisa terus melangkah maju menghadapi tantangan pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan secara lebih terukur dan berdampak langsung.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kotim Eddy Surahman, mendukung langkah pemerintah daerah untuk meningkatkan IPM. Menurutnya, peningkatan IPM tidak bisa dilepaskan dari tiga dimensi penting kesehatan, pengetahuan, dan standar hidup layak.
“Bupati ingin ada upaya nyata dari pemerintah daerah untuk peningkatan IPM. Tantangannya memang banyak, semoga target itu bisa tercapai seperti yang diharapkan,” ujarnya. (yn/yit)