SAMPIT – Kerasnya persaingan dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) menjadi berkah tersendiri bagi warga. Di daerah Selatan Kotim, warga kecipratan berkah itu melalui bantuan air bersih yang disalurkan di wilayah yang dilanda krisis air.
Sejumlah pasangan calon gubernur-wakil gubernur Kalteng maupun calon bupati-wakil Kotim berlomba memanfaatkan momentum itu untuk menarik simpati. Fenomena seperti ini kerap terjadi saat momentum pemilihan umum. Cara itu dinilai masih efektif untuk menggalang dukungan.
Pantauan Radar Sampit saat melintasi sejumlah permukiman warga di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS), Minggu (4/10), sejumlah truk yang membawa tandon berisi air ribuan liter berhenti di pinggir jalan. Mereka mengisi air di tempat-tempat yang sudah disediakan warga. Di bagian depan truk, dipasang spanduk salah satu pasangan calon dalam Pilbup Kotim.
Warga pun tampak gembira menyambut bantuan itu. Sebagian dari mereka tak perduli dari siapa bantuan air disalurkan. Bagi mereka, yang penting mendapatkan air bersih. ”Kami di sini sudah lama krisis air bersih. Bantuan air sangat berharga dari siapa pun,” kata salah seorang warga yang mengaku bernama Indah.
Sejak krisis air melanda wilayah Selatan, bantuan air memang terus mengalir. Selain dari Pemkab Kotim yang disalurkan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), air juga didistribusikan sejumlah pasangan calon yang bertarung dalam Pilgub Kalteng maupun Pilbup Kotim.
BPBD Kotim sebelumnya telah menegaskan, penyaluran air bersih dari pihaknya untuk memenuhi kebutuhan warga. Hal tersebut tidak ada kaitan dengan masalah politik. ”Kami mendistribusikan air bersih berdasarkan permintaan. Kalau tidak ada permintaan, kami tidak berani. Soal pembagian kepada masyarakat, itu diatur camat dan kepala desa. Kalau ada isu dikaitkan menjelang pilkada, itu tidak benar,” tegas Kepala Pelaksana BPBD Kotim Rukmana Priyatna.
Ada empat kecamatan di wilayah Selatan, yakni Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan, Pulau Hanaut, dan Mentaya Hilir Utara. Hingga kini sudah sekitar 195 tangki air bersih disalurkan. Pasokan dikirim sesuai permintaan dan kebutuhan masyarakat dengan memprioritaskan warga tidak mampu.
”Kecamatan lain masih bisa ditangani masyarakatnya dengan urunan membuat sumur bor kedalaman lebih dari 100 meter. Daerah Utara juga belum ada permintaan. Kami sesuai permintaan saja,” katanya.
Perebutkan 1,9 Juta Suara
Sementara itu, tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalteng akan memperebutkan suara 1.958.377 pemilih yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT). KPU Kalteng telah menetapkan DPT melalui Rapat Pleno Terbuka Rekapituasi Penetapan Daftar Pemilih Tetap di Hotel Aquarius, Minggu (4/10).
Jumlah pemilih sebanyak 1,9 juta itu menurun sebanyak 61.967 pemilih dari daftar pemilih sementara (DPS) sebanyak 2.014.893 pemilih. Selain DPT, KPU juga menetapkan 136 Panitia Pengawas Kecamatan (PPK), 15.771 Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan 5.755 Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Penetapan itu disaksikan Bawaslu Kalteng dan saksi dari tiga pasangan calon. Ketua KPU Kalteng H Ahmad Syar’i mengatakan, penurunan DPT karena banyak warga yang pindah domisili. Kemudian, tidak terdata saat pendataan, dan data ganda. Termasuk, warga yang sebelumnya swasta dan kini diterima menjadi anggota polisi maupun TNI.
Terkait alat peraga kampaye (APK), lanjut Syar’i, pihaknya mendapat laporan Bawaslu, ada beberapa kabupaten yang menertibkan APK tiga calon, yakni di Seruyan dan Lamandau. ”Penertiban itu dilakukan karena berdasarkan aturan, APK pengadaannya dari KPU, bukan dari para paslon dan ini sudah disosialisasikan,” katanya. (ign/daq)
