PALANGKA RAYA – Bayi dan balita penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat menghirup asap dari kebakaran hutan dan lahan masih dirawat di RSUD Doris Slyvanus Palangka Raya. Meski kondisinya berangsur pulih, keduanya masih harus mendapat penanganan dari tenaga medis.
Bayi tersebut, yakni Muhammad Rafa Sanjani berusia 3 bulan dan Lufhfan berusia 3 tahun. Dua anak itu masih diberikan infus. Orangtua Rafa, Ilhami (31) dan Linda (27) mengatakan, awalnya Rafa menderita sesak nafas, batuk berdahak, dan bersin. Bahkan, rongga dada berlubang selebar satu sentimeter.
”Kondisi itu diperarah dengan ISPA dalam katagori di atas akut. Termasuk saat bernafas terdengar bunyi, hingga akhirnya sepakat dievakuasi ke rumah singgah dan dirujuk ke RSUD Doris,” kata Ilhami, Sabtu (17/10). Mereka mendapatkan pelayanan gratis.
Orangtua Lufhfan, Lilis (31) dan Samsul (37), mengatakan, anaknya merupakan rujukan dari Pusekemas Menteng, kemudian dibawa ke rumah singgah. Karena peralatan tidak memadai dan kondisi sang anak tergolong berat, pihak medis menganjurkan dirujuk ke RSUD Doris Sylvanus.
”Batuk dan pilek. Ini sudah mendingan dan sebelumnya lendir, rongga penuh, hingga sulit bernafas," ujar Lilis.
Lilis berharap hal seperti itu direspons cepat pemerintah, jangan sampai terjadi korban jiwa. Sebab, efek mematikan dari menghirup asap sangat dirasakan balita, bayi, dan lansia. ”Mudahan asap cepat ditangani. Sebab, tak hanya aktivitas, sekolah pun terganggu." pungkasnya. (daq/ign)