PALANGKA RAYA – Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) bakal mendatangkan dua unit helikopter MI17 untuk membantu pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah. Helikopter tersebut mampi mengangkut 3,8 ton air.
Hal itu disampaikan Deputi II Penanggulangan Bencana BPBN Tri Budiarto, Minggu (18/10). Dia menegaskan, pemerintah tetap memberi perhatian pada penanganan kebakaran hutan dan lahan di Kalteng.
”Tidak benar itu (Kalteng tidak diperhatikan). Ini buktinya saya datang. Bahkan, dua buah helikopter direncanakan tanggal 22 atau 23 Oktober sudah datang untuk membantu memadamkan kebakaran hutan di Kalteng,” kata Tri.
Tri menuturkan, kedatangannya ke Palangka Raya karena memiliki tanggung jawab di Kalteng dan Kalsel terkait penanganan kebakaran hutan dan lahan. Untuk Kalteng, ia sedang melakukan pendampingan manajerial, personel, alat, kelengkapan lain, dan pendampingan anggaran.
Hal tersebut, jelas Tri, dilakukan agar BPBD Kalteng menjadi kuat, tangguh, dan siap sebagai fungsi koordinasi dan komando. Sebab, khas di Palangka Raya adalah tim serbu api. ”Keberadaan tim serbu api untuk mendorong partisipasi publik agar ikut bertanggung jawab dan bersama-sama memadamkan api, sehingga titik api dan asap bisa ditanggulangi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala UPT Cimtrop Unpar Suwindo H Limin mengatakan, pembangunan blocking kanal di Tumbang Nusa merupakan langkah keliru dan malah merusak ekosistem gambut di kawasan tersebut. ”Sejak awal saya katakan, gambut jangan diusik, sehingga akan mengeringkan gambut dan mudah terbakar,” ucapnya.
Suwido mengaku tidak sepaham tentang konsep yang kini dikerjakan pemerintah. Saat ini gambut masih terbakar dan banyak mengeluarkan asap. Dia menyakini pekerjaan tersebut keliru, karena para ilmuwan gambut malah menyarankan kanal ditutup.
”Itu agar tidak mengeluarkan air dari ekosistem gambut. Jadi, saat ini harusnya koordinasi semua lini untuk mengatasi hal ini,” pungkasnya. (daq/ign)