PALANGKA RAYA – Tingginya tingkat pencemaran udara karena kabut asap di Palangka Raya kembali merenggut korban jiwa. Prideyeni Apriline (48), warga Jalan Sangga Buana I, Palangka Raya, dinyatakan meninggal dunia karena asma yang dideritanya kian parah setelah terpapar asap.
Wanita anak dua itu sempat terjatuh di dalam kamar mandi sampai akhirnya dinyatakan meninggal dunia, Jumat (23/10) malam. Prideyeni sempat dievakuasi ke rumah sakit, namun lebih dulu menghembuskan napas terakhir.
Virgo, adik Prideyeni menuturkan, tingkat pencemaran yang menembus angka 3.400 u gram/m3 beberapa hari belakangan ini, mengakibatkan asma kakaknya kambuh. Setiap wanita itu mengeluh kesulitan bernapas.
”Asma sudah diderita sejak tiga tahun belakangan ini dan sudah menggunakan alat bantu pernapasan. Ini diperparah dengan kadaan kabut asap yang tak kunjung berhenti,” katanya.
Virgo berharap pemerintah segera menanggulangi bencana kabut asap, sehingga tidak ada lagi korban yang meninggal dunia. ”Bisa dilakukan lebih maksimal dan keadaan ini cepat ditanggulangi secepat mungkin sehingga jangan sampai ada korban lain yang berguguran,” tegasnya.
Humas RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya dr Theodorus Sapta Atmadja membenarkan Prideyeni sempat dievakuasi ke RSUD Doris Sylvanus. Namun, setibanya di IGD, wanita itu sudah meninggal dunia. ”Pengakuan keluarga pasien, asma kambuh akibat kabut asap, tetapi tidak diketahui apakah terkena ISPA atau tidak,” katanya pada Radar Palangka.
Rumah Oksigen Diserbu Warga
Sementara itu, belum membaiknya kualitas udara di Palangka Raya, membuat warga berlomba mendapatkan oksigen. RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya yang menyediakan oksigen gratis, diserbu warga.
Pihak rumah sakit menyediakan 10 tabung oksigen yang dibuka sejak dua hari terakhir ini. Ratusan warga tercatat mendatangi lokasi tersebut. Rata-rata warga mengeluhkan sesak dan sulit bernapas.
Sampai Minggu (25/10), data dari RSUD mencatat, sejak Januari 2015, sebanyak 144 warga dirawat inap akibat infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk rawat jalan tercatat sebanyak 1.139 pasien. Jumlah itu melonjak tajam dari penderita dibanding tahun sebelumnya.
Humas RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya Theodorus Sapta Atmadja mengatakan, seharusnya evakuasi segera dilakukan, khususnya bagi anak-anak, bayi, balita, ibu hamil, dan manula. Tingkat pencemaran udara beberapa kali lipat di atas ambang berbahaya.
Menurut Theo, di RSUD Doris Sylvanus, pada Oktober mencatat 20 pasien yang harus dirawat inap dan 191 warga menjalani rawat jalan. ”Ini sudah mengerikan dan harus dilakukan evakuasi. Sebab, tingkat pencemaran udara sangat membahayakan,” katanya.
Terkait ruang oksigen, lanjut Theo, hal ini sebagai upaya RSUD memberikan perhatian pada masyarakat yang terpapar kabut asap. Oksigen itu disediakan gratis dan dibuka selama 24 jam. Warga yang memerlukan pelayanan itu sebagian besar balita bersama orangtua yang mengeluh pusing dan sesak napas.
Salah seorang warga, Sri, mengungkapkan, ia mendatangi rumah sakit karena sudah beberapa hari kesulitan bernapas dan memerlukan oksigen. ”Ampun mas. Keadaannya sekarang seperti di neraka dan mematikan,” pungkasnya. (daq/ign)