KUALA KURUN – Sebagian besar masyarakat Kota Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas (Gumas) memanfaatkan aliran Sungai Kahayan untuk mencari ikan sebagai mata pencaharian. Hampir setiap pagi hingga sore hari, masyarakat yang beralih profesi sebagai nelayan ini mencari ikan, baik itu dengan cara memancing maupun dengan menggunakan jala.
Salah seorang warga Kuala Kurun Bapak Idam (50) mengakui, hasil tangkapan ikan di aliran Sungai Kahayan memang sangat melimpah ruah. Bahkan, dalam satu hari saja berhasil mendapatkan ikan mencapai puluhan kilogram.
“Selain dimanfaatkan untuk dimasak lalu diminum dan mencuci pakaian, aliran air Sungai Kahayan juga sebagai penunjang kebutuhan pokok masyarakat setempat, dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ucapnya saat dibincangi, Jumat (23/10) sore.
Terlebih di musim kemarau panjang seperti ini, dimana kedalaman air Sungai Kahayan terjadi penurunan, sehingga ikan-ikan yang biasa bersembunyi di dalam akar pepohonan, kembali bermunculan dan naik ke permukaan air sungai. Hal tersebut yang menjadikan para nelayan semakin mudah dalam mendapatkan ikan.
“Hasil dari tangkapan ini, sebagaian besar akan dijual ke pasar tradisional Kuala Kurun dan ada juga yang di konsumsi keluarga di rumah. Biasanya, kita jual ke pasar dengan harga Rp 50 ribu per kilogram dan kemudian mereka jual lagi kepada warga sebesar Rp 80 ribu per kilogram,” terangnya.
Sementara itu, warga lainnya Bapak Tina (45) menuturkan, dalam mencari ikan dengan menggunakan jala, paling sedikit dilakukan oleh 4-6 orang. Ikan yang terdapat di Sungai Kahayan ini pun beragam, seperti ikan jenis baung, tapah dan patin sungai.
Namun, ditengah-tengah kebahagiaan nelayan yang memperoleh hasil tangkapan melimpah, ada saja ulah oknum yang menangkap ikan dengan cara menyetrum. Selain merusak ekosistem di dalam air, juga akan berpengaruh pada hasil tangkapan ikan yang semakin sedikit. Untuk itu, dia meminta kepada pihak berwajib agar segera menindak para penyetrum tersebut.
“Kita harapkan kepada aparat kepolisian agar dapat menindak warga yang mencari ikan dengan cara menyetrum menggunakan generator listrik, karena ini mengakibatkan kami yang biasa menggunakan jala sering tidak mendapatkan ikan,” harapnya. (arm/fin)