PALANGKA RAYA – Menyambut Masyarakat Ekonomi Asia (MEA), penguatan bahasa asing khususnya pelajaran bahasa Inggris menjadi hal yang sangat diperlukan di tiap sekolah yang ada di Palangka Raya. Sekolah dituntut mampu mempersiapkan anak didik dalam menghadapinya. Kesiapan diri, mulai dari pengajar, fasilitas belajar menjadi tuntutan dan tantangan tersendiri bagi sekolah.
Anggota Komisi C DPRD Kota Subandi mengatakan, momentum pasar bebas tersebut harus dijadikan sebagai penyemangat untuk meningkatkan kualitas dan memajukan dunia pendidikan di wilayah itu.
“Jadi MEA harus menjadi batu loncatan bagi tiap sekolah guna meningkatkan kualitas pendidikan sehingga lulusan berbagai sekolah mampu bersaing dengan daerah lain terlebih dalam persaingan pasar bebas nanti,” kata dia, Senin (7/9).
Peningkatan kualitas pendidikan dengan membekali siswa dengan kemampuan berbahasa Inggris sangat diperlukan. Hal itu karena berkenaan dengan persaingan antar negara se-ASEAN.
Oleh sebab itu, MEA tersebut sudah semestinya dihadapi dengan berbagai kesiapan dari masing-masing daerah. Jika langka itu tidak dilakukan, tidak menutup kemungkinan hanya menjadi penonton di rumah sendiri.
Jika memungkinkan, lanjut politisi Partai Golkar itu, sekolah juga dapat menerapkan kewajiban berbahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari. “Misalnya pesantren yang pada waktu tertentu mewajibkan siswanya berbahasa Arab dan Inggris. Sekolah secara bertahap juga bisa menerapkan hal itu minimal di lingkungan ruang kelasnya. Dengan begitu secara tidak langsung menambah kemampuan siswa dalam menguasai bahasa,” ujarnya.
Terlepas dari itu, bahasa Inggris yang juga menjadi bahasa internasional sudah sewajarnya dipahami sebagai bahasa asing yang akan dipergunakan untuk berkomunikasi dalam lingkup pendidikan. Karena pada saat MEA sudah berjalan, persaingan akan terus meningkat karena MEA tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional. Pendidikan sebagai pencetak Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas menjadi jawaban terhadap kebutuhan tersebut.
“Namun, kualitas pendidikan yang ada harus digenjot dan dipersiapkan sejak dini sehingga kualitas lulusannya benar-benar mampu bersaing dalam MEA nanti. Tidak bisa dipungkiri dan harus menerima arus global tersebut,” bebernya.
Ia menambahkan, MEA merupakan tantangan terbesar bagi dunia pedidikan, tak terkecuali di Palangka Raya, siswa dulunya hanya bersaing dengan teman antar sesama, sekarang harus bisa bersaing dengan teman dari luar negeri khususnya yang tergabung dalan negara ASEAN.
“Sudah saatnya pada momentum MEA 2015 dan ke depan, kita bisa ikut bersaing dengan kemampuan yang sudah dimiliki yang didapat dari pendidikan,” pungkasnya. (sho/vin)