PALANGKA RAYA- Keluarga besar HG, terduga otak pembakar sekolah, mengaku pasrah dan siap menerima konsekuensi hukum atas perbuatan itu. Keluarga juga meminta maaf atas perbuatan HG apabila benar terbukti ikut terlibat dalam aksi pembakaran.
Di sisi lain, polisi diminta transparan mengusut kasus tersebut. Keluarga HG Berharap polisi mampu mengungkap dalang atas keterlibatan HG. HG dinilai tak mungkin menjadi pelaku utama yang merancang tindak kriminal tersebut.
”Saya selaku istri dan keluarga besar meminta polisi tranparan. Berikan hak kami untuk bertemu (HG). Ungkap semuanya, termasuk dalang dari perbuatan tersebut. Sampai detik ini, saya yakin dia tak bersalah dan terlibat,” kata Sri Eka Wati (43), istri HG, Minggu (6/8).
Keyakinan itu, ungkap Sri, didasari pada 22 Juli, saat peristiwa kebakaran terjadi, HG berada di rumah bersamanya. HG disebut-sebut ikut dan mengawasi pembakaran SDN 4 dan 5 Langkai. SDN 4 Langkai terbakar pada 21 Juli sekitar pukul 15.00, sementara SDN 4 Langkai terbakar 22 Juli sekitar pukul 02.00. Rekonstruksi kejadian itu telah dilakukan aparat.
”Saya yakin tanggal 22 Juli itu saya bersama dia, karena anak kami berulang tahun dan dia tidak ke mana-mana. Saat ditangkap pun kami terkejut dan mendengar suami saya bilang, ’ada apa ini?’ Tapi, polisi tetap menyeret ke mobil. Polisi juga bawa komputer dan dua ponsel serta berbagai dokumen lain,” tuturnya.
Ibu tiga anak menambahkan, tidak ada tanda-tanda mencurigakan setelah atau sebelum kebakaran terjadi. Suaminya juga tidak terlihat sering berkomunikasi dengan orang lain yang mencurigakan.
”Pokoknya saya tidak yakin, karena itu saya mau bertemu (HG). Benar atau tidak. Bila benar, kami pasrah tapi meminta diusut sampai tuntas,” tegasnya.
Menurut Sri, saat penangkapan, rumahnya dikepung polisi dan beberapa kali terdengar bunyi tembakan. HG yang tidak melakukan perlawanan, diseret ke dalam mobil bersama sejumlah barang bukti.
”Ngeri saat penggerebekan itu,” ucapnya seraya menambahkan, suaminya memiliki banyak panggilan, seperti Wawan, Indra, Hendra, dan Rempang.
Sri menegaskan, pihaknya akan mengikuti proses hukum dan akan meminta bantuan pengacara untuk mendampingi HG. Selain itu, akan meminta penahanan luar agar HG bisa kembali berkumpul dengan keluarga.
”Kepada Pak Kapolda, saya harap berikan waktu kami bertemu. Kasihani kami dan jangan sakiti lagi hati ini,” ujarnya.
Terpisah, adik kandung HG, Wendo Jaya Karahap meminta maaf kepada masyarakat apabila kakaknya menjadi tersangka pembakar sekolah. Keluarga besar ikut dirugikan akibat peristiwa itu. Dia meminta polisi mengusut sampai tuntas sampai ke dalangnya dan pendana pembakaran tersebut.
Polda Kalteng masih bungkam terkait penangkapan HG. Dirkrimum Polda Kalteng Kombes Pol Ignatius tak merespons pesan yang dikirim, mempertanyakan perkembangan kasus itu, termasuk mengklarifikasi penangkapan HG dan kronologisnya berdasarkan penuturan keluarga. (daq/ign)