Belum 1×24 jam musibah kebakaran melanda di Jalan Patimura Palangka Raya, amukan si jago merah kembali terjadi di kawasan padat penduduk di Jalan Mendawai Komplek Sosial, Minggu (25/7) dini hari. Meski tidak menimbulkan korban jiwa dalam kejadian itu, namun 24 rumah, enam barak 18 pintu habis terbakar. Hingga menghilangkan tempat tinggal bagi 46 kepala keluarga dengan 140 jiwa.
Tidak diketahui secara pasti, apakah api muncul dari korsleting listrik atau ada faktor lain. Kini kasus itu masih dalam penanganan Satreskrim Polresta Palangka Raya.Ditaksir kerugian mencapai satu miliar rupiah. Tidak banyak harga berharga milik korban kebakaran berhasil diselamatkan.
Dalam kejadian itu sempat melukai Sapto Hariono di bagian lengan. Lelaki berumur lebih setengah abad itu terluka lantaran menyelamatkan istrinya. Bagi dia, luka itu ringan, tetapi istri dan beberapa kerabatnya berhasil diselamatkan dan kini berkumpul kembali. Puluhan petugas kebakaran bahu membahu dalam memadamkan api. Sekitar satu jam lebih api berhasil dipadamkan.
Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Dwi Tunggal Jaladri mengatakan, sejauh ini masih belum bisa disimpulkan penyebab kebakaran. Meskipun tim Identifikasi telah melakukan olah TKP dan mengumpulkan beberapa barang bukti, baik berupa arang, sisa kebakaran maupun kabel-kabel terbakar.”Belum diketahui penyebab pastinya. Yang pasti tidak ada korban jiwa,” sebutnya.
Kata dia, peristiwa itu terjadi dini hari dan diduga berawal dari salah satu barak milik bapak Hadi. Api cepat merambat lantaran, hampir semua bangunan di TKP terbuat dari kayu dan padat penduduk. “Masih kami selidiki dan kermat hampir satu miliar. Konkretnya masih mengumpulkan barang bukti, termasuk mencari keberadaan penghuni barak yang diduga asal api,” tegasnya.
Dilokasi salah satu korban, Andriyani mengatakan bahwa, hanya dua pakaian dan sepeda motor berhasil diselamatkan. Sebab, api sudah berkobar sangat besar dan posisi barak yang ia tempati tepat berada didepan asal api.
”Motor dan dua pakaian saja bisa diselamatkan, sisanya terbakar. Meski begitu tetap bersyukur karena selamat. Jujur saya terkejut api sudah seakan di depan wajah. Kami minta bantuan pangan dan pakain dari pemerintah semoga segera terealisasi,” bebernya.
Korban lainnya Maryono mengatakan, awalnya dia mengira keributan terjadi karena adanya perkelahian. Ternyata, api membesar langsung menyematkan diri. ”Saya kira awalnya ada perkelahian, ternyata ada yang teriak api.Pokoknya langsung saja melarikan diri.pasrah sudah,” sebutnya.
Ketua RT setempat Zainudin juga mengatakan, bahwa saat ini para korban kebakaran membutuhkan pangan dan pakaian. Termasuk popok dan lainnya. Ada yang mengungsi ke rumah kerabat dan ada pula yang berada di posko.
”Kami memerlukan bantuan pakaian dan pangan. Semoga segera bisa dibantu dan ditindaklanjuti. Semoga juga dibantu pembangunan rumahnya. Kami sudah didata dari Dinas Sosial dan kelurahan,” cetusnya.(der/gus)