PALANGKA RAYA – Aparat kepolisian masih memburu bandar Zenith yang memesan jutaan pil setan melalui Pelabuhan Sampit. Kapolda Kalteng Brigjend Pol Anang Revandoko memerintahkan tembak di tempat apabila bandar tersebut melawan ketika ditangkap nantinya.
”Saya instruksikan (jaringan Zenith) itu diungkap sampai ke pengedar. Bongkar habis. Kalau melawan, tindak tegas. Bisa ditembak asalkan sesuai aturan hukum, karena sudah merusak generasi bangsa,” kata Anang, Jumat (15/12).
Penyelundupan Zenith 3,74 juta butir itu diungkap aparat pada Rabu (6/12) lalu. Pengirimannya melalui jalur laut dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang ke Pelabuhan Sampit. Zenith senilai Rp 14,49 miliar tersebut diangkut dua truk dan dikirim menggunakan jasa pelayaran KM Kirana I. Polisi menahan dua sopir truk, KA dan BA, untuk diperiksa sebagai saksi.
Anang menuturkan, pengembangan dan pendalaman kasus itu terus dilakukan Polda Kalteng bersama Polres Kotim, berkerja sama dengan Polda Banten dan Mabes Polri. Aparat masih melacak keberadaan pemesan, produsen, hingga jaringan lain terkait obat-obatan ilegal tersebut.
”Saya inginnya bisa membongkar lebih (dalam jaringan peredaran Zenith) seperti di Banten maupun lokasi lain, agar peredaran obat tersebut tak lagi merajalela,” tegas lulusan Akpol 1988 ini.
Anang melanjutkan, untuk membongkar jaringan lain yang lebih besar, pihaknya menurunkan tim elite Polri dan Brimob. Aparat mencurigai masih ada kelompok atau jaringan yang sama dalam penyelundupan dua truk Zenith di Sampit tersebut.
”Kami masih mengecek identitas dan komunikasi antara pengantar dan pengirim,” ungkap mantan Kasat Brimob Polda Riau tahun 2005 ini.
Mengenai orang yang terindikasi memesan dua truk zenith tersebut, Anang kembali menegaskan, masih dalam penelusuran. ”Pemilik zenith itu masih didalami, tetapi pabriknya sudah dibongkar di Banten. Sabar, tunggu hasil pendalaman tersebut,” ucapnya.
Polda Kalteng dan tim Direktorat Reserse Narkoba Bareskrim Polri sebelumnya berhasil menemukan asal produksi Zenith itu di Kelurahan Cijorong, Banten, Jumat (8/12). Aparat menemukan gudang berisi obat-obatan. Gudang itu disegel dengan garis polisi. Pengelola gudang, AM, dalam penyelidikan.
Anang berjanji akan memberi penghargaan kepada anggota yang berhasil mengungkap kasus itu. Di sisi lain, dia juga meminta semua pihak bersatu dan membantu kepolisian mengantisipasi peredaran narkoba dan obat keras di seluruh wilayah Kalteng.
Peredaran Zenith di Kotim selama ini disinyalir dikendalikan enam bandar besar (Radar Sampit edisi Rabu, 13/12). Mereka aktif menjual pil setan untuk meracuni generasi muda sejak beberapa tahun belakangan. Bandar Zenith itu mulai tiarap seiring gencarnya penangkapan pengedar oleh aparat.
Hal tersebut diungkap mantan pengedar Zenith asal Banjarmasin yang menetap di Sampit, Selasa (12/12). Dia meminta namanya disamarkan. Radar Sampit menyebutnya Alang.
Menurut Alang, ada sekitar enam orang yang sampai saat ini disinyalir masih menjual Zenith di Sampit. Transaksi haram pil setan itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Mereka berinisial AS, HA, YK, SY, MI, dan TS. Alang mengaku tak tahu keberadaan para bandar tersebut. Dia juga tak berani memastikan, dua truk Zenith yang disita aparat merupakan barang dari salah satu enam bandar tersebut.
Enam orang itu, lanjut Alang, diduga menjadi menjual Zenith dalam jumlah besar. Mereka menghabiskan 3 – 8 boks selama tiga bulan. Bahkan terkadang sampai 10 boks. Masing-masing boks berisi 200 keping Zenith yang dipasok dari luar pulau. Terkadang juga didatangkan dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. (daq/ign)
