KOTAWARINGIN LAMA – Tiga tiang listrik PLN di kilometer 12 jalan penghubung Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama roboh. Dampaknya, listrik PLN di wilayah Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam) dan sekitarnya padam selama 20 jam, mulai Selasa (8/9) malam hingga Rabu (10/9) sore.
Petugas pelayanan teknik PLN Purwanto mengatakan, robohnya tiang penyangga jaringan listrik ke wilayah Kolam itu disebabkan tanah di sekitar tiang terbakar. Tiang berdiri di atas lahan gambut sehingga tidak ada kekuatan lagi ketika gambut hangus terbakar.
”Robohnya akibat api yang melalap tanah gambut tempat berdirinya tiang PLN. Padamnya listrik juga karena salah satu kabel tegangan menegah terputus, sehingga arus listrik tidak maksimal sampai ke Kolam,” ungkapnya.
Dari tiga tiang yang roboh, satu dirikan kembali, sedangkan dua tiang diganti baru. Untuk memperbaiki gangguan akibat alam ini, PLN menurunkan 32 petugas pelayanan tehnik gabungan dari PLN Pangkalan Bun, PLN Sukamara, PLN Kantor Jaga Kolam, dan PLN Kantor Jaga Desa Rungun.
Petugas Kantor Jaga PLN Kolam ini mengungkapkan, api yang mengakibatkan terganggunganya jaringan listrik ke Kolam itu akibat ulah seseorang yang sengaja membakar semak-semak yang ada di bahu jalan Pangkalan Bun-Kolam. Informasi ini didapatkan petugas dari warga yang bertempat tinggal tidak jauh dari tiang PLN yang roboh,
”Cerita bapak yang berdiam tidak jauh dari tempat kejadian, apinya berasal dari seseorang yang sengaja membakar semak-semak di sekitar situ,” tandas Purwanto.
Dia mengimbau agar seluruh warga mengamankan jaringan PLN, setidaknya jangan melakukan pembakaran di bawah jaringan listrik. Apabila warga menemukan titik api dekat tiang PLN, supaya segera dipadamkan atau diberitahukan ke pihak PLN.
Kebakaran lahan juga terjadi di Danau Bosar, Kotawaringin Hulu, Kecamatan Kolam. Bahkan api melalap jembatan kayu penghubung Jalan Pengeran Surya dan Jalan Padat Karya.
”Api menyala lagi dan sempat melalap rumput dan semak di bawah jembatan,” cerita Gusti Bahrul, warga Kotawaringin Hulu, yang ikut terlibat memadamkan api.
Sementara itu Ukan, warga lainnya, berusaha memadakan api dengan menyemprotkan air ke tempat yang masih mengempulkan asap di batang-batang pohon yang bekas terbakar.
“Mudah-mudahan dengan cara ini api benar-benar padam dan tidak menyala lagi,” ujarnya sambil berharap seluruh warga yang bermukin di sekeliling Danau Bosar terus waspada.
Arfah, warga Kotawaringin Hulu, sempat kaget dan cemas setelah mendapat kabar api sudah berada di belakang rumahnya. Dirinya bersyukur api segera dapat diatasi.
Demikian juga Wahyu yang rumahnya lebih dekat dengan titik api, sempat khawatir melihat si jago merah melalap bawah jembatan dan mengarah ke tempat tinggalnya.
”Waktu api melalap di bawah jembatan, warga mulai panik karena persedian air tidak banyak. Peralatan seadanya dan banyak warga yang tidak tahu kalau api berkobar lagi,” tandasnya waswas. (gst/yit)