SAMPIT - Sekolah Jurnalistik Radar Sampit ditutup dengan "manis". Sorak disertai tepukan tangan bergema dalam ruang aula gedung biru milik Radar Sampit, Jalan MT Haryono, Kamis (20/9) siang. Sepuluh dari 47 peserta Sekolah Jurnalistik dinobatkan jadi yang paling aktif. Tiga lainnya sebagai peserta terbaik.

Penutupan acara ditandai dengan pemberian kenang-kenangan kepada tiga peserta terbaik oleh General Manajer (GM) Radar Sampit Siti Fauziah dan Pemimpin Redaksi Radar Sampit Gunawan.

Selama empat hari, 47 mahasiswa dibekali pengetahuan jurnalistik, mulai dari penulisan berita, fotografi, manajemen isu, perwajahan koran, marketing, hingga simulasi pembuatan berita. Beragam pengalaman selama bertugas lapangan pun disampaikan wartawan Radar Sampit.

Sebagai tindak lanjut dari program Sekolah Jurnalistik, Radar Sampit pun membuka program magang wartawan dan marketing bagi mahasiswa. Program ini untuk lebih memperdalam  wawasan tentang seluk beluk dunia pers. Peminatnya pun di luar ekspektasi panitia. Ada 19 peserta yang berminat magang sebagai wartawan dan 13 peserta ingin magang sebagai marketing. Peserta magang juga akan mendapatkan insentif menarik Radar Sampit.

”Tentunya ini pengalaman yang tak terlupakan. Saya bisa menambah ilmu baru. Kalau bisa tahun depan rutin diadakan dengan cakupan peserta yang lebih banyak,” ujar Rakhmad Jimmy yang menjadi salah satu peserta terbaik Sekolah Jurnalistik.

Kebanyakan dari belasan orang yang penasaran menjadi jurnalis adalah lantaran profesi tersebut dinilai penuh tantangan, unik, dan selalu dihadapkan dengan hal-hal baru. Profesi wartawan pun membuka peluang untuk mendapatkan relasi seluas-seluasnya.

Alasan unik lain dari para peserta yang berminat jadi wartawan, adalah lantaran banyak menonton film tentang kisah kepahlawanan seorang jurnalis.  

”Saya bahkan sudah sejak SMA ingin jadi seorang wartawan,” ungkap Dian yang juga menjadi peserta terbaik.

Sekolah Jurnalisitik merupakan event yang digelar oleh Radar Sampit selama empat hari. Event tersebut dibuka untuk menjaring para calon penulis berbakat untuk terjun di dunia kewartawanan.

Selain itu, pokok utama acara juga dilaksanakan untuk menyebarkan kebiasaan memeriksa kebenaran informasi yang diterima dan mengecek keakuratan isu yang beredar di lapangan. Gunanya, untuk mencegah tersebarnya berita bohong (hoax).

General manajer Radar Sampit, Siti Fauziah menuturkan, agar ilmu yang didapat oleh peserta selama beberapa hari bisa dimanfaatkan dengan baik untuk kepentingan masyarakat. Pihaknya juga berharap para generasi muda dapat terjaring untuk menekuni dunia jurnalistik sebagai pilar demokrasi keempat di Indonesia.

”Saya harap, setelah acara ini selesai, kalian (peserta) pulang membawa ilmu baru. Syukur Alhamdulillah jika ada yang tertarik menjadi wartawan,” ungkapnya.

Setelah acara ditutup, para peserta pulang dengan membawa sertifikat pelatihan. Antusiasme mereka masih terlihat ketika beberapa peserta masih agresif bertanya kepada beberapa pemateri di luar gedung biru.

Pemimpin Redaksi Radar Sampit Gunawan mengapresiasi semangat para peserta mengikuti event tersebut. Ia juga berharap agar ilmu yang didapat bisa menjadi manfaat di kemudian hari.

”Semoga saja, bisa jadi ilmu pengetahuan baru bagi mahasiswa-mahaisiswi itu. Yang lebih penting, semoga mereka bisa memilah mana berita hoax dan mana berita yang akurat,” tegasnya. (ron/yit)