PALANGKA RAYA –Kesurupan massal siswa dan siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negri 8 Palangka Raya mendapat perhatian serius Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya. Menangkal kejadian terulang, disdik meminta pihak sekolah melakukan penguatan keagamaan dan meminta untuk melakukan doa bersama.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya Sahdin Hasan mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan laporan terkait kejadian itu, bahkan dalam waktu dekat pihaknya akan mengundang orang tua siswa untuk melakukan doa bersama. Doa bersama tersebut dilakukan memohon kepada sang pencipta agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kita sudah mendengar itu, maka dari itu ke depan kita mengharapkan adanya penguatan keagamaan kepada anak. Dan meminta sebelum melakukan aktivitas belajar mengajar untuk berdoa. Kami akan mengundang orang tua siswa untuk melakukan doa bersama,” ucapnya, Kamis (27/9).
Dia menegaskan, tidak akan meliburkan siswa dengan kasus kesurupan massal tersebut. Namun meminta kepada sekolah untuk terus berdoa dan mengawasi siswanya selama di sekolah.
“Kita tidak liburkan. Proses belajar mengajar berjalan seperti biasanya, cuma kita minta sebelum belajar berdoa bersama. Kita juga sudah meminta kepada sekolah untuk mengawasi siswanya selama berada di sekolah,” ujarnya.
Menurutnya, masa transisi para remaja ini tentunya perlu adanya penguatan psikologi anak dan meminta kepada sekolah untuk meningkatkan ekstrakulikuler terutama keagamaan, sehingga secara tidak langsung mereka akan lebih kuat.
Sementara itu, salah satu wali murid Alfius meminta, pihak sekolah untuk meningkatkan pelajaran agama, sehingga anak terus akan terus mengingat tuhan. Bila perlu anak-anak saat akan melakukan aktivitas selalu diajarkan untuk mengutamakan berdoa.
“Kita sebagai wali murid tentu cemas dengan kondisi seperti ini. Makanya, kita mengharapkan kepada sekolah untuk meningkatkan pendidikan agama di sekolah dan yang lebih penting mengawasi anak-anak kami di sekolah,” katanya.
Salah satu siswa kelas delapan SMPN-8 Tiyah mengatakan, sebelum terjadinya hal itu, ada sekelompok anak yang mendatangi tempat angker tersebut, karena di sana terdapat pohon beringin. “Sebelumnya memang ada anak-anak yang ke pohon beringin itu. Padahal kata orang-orang itu pohon angker, setelah itu baru ada beberapa teman-teman yang kesurupan,” singkatnya. (agf/arj)