PANGKALAN BUN – Sebanyak 30 Siswi SMK Negeri 1 Pangkalan Bun mengalami kesurupan massal. Jumat (29/4) pagi. Peristiwa itu terjadi usai simulasi upacara sebanyak dua kali yang dilakukan pihak sekolah.
Pagi kemarin, SMKN 1 Pangkalan Bun tidak melaksanakan senam pagi seperti biasanya, sehingga digantikan dengan simulasi kedisiplinan upacara para siswa. Dimulai dengan tanda bel agar siswa berkumpul di lapangan, masing-masing ketua kelas merapikan barisan kelasnya. Setelah itu seluruh siswa dibubarkan.
Tidak hanya sekali, simulasi kedisiplinan berlanjut dengan hal yang sama, kemudian dibubarkan kembali. Sebelum bel ketiga, terdengar suara teriakan dari salah seorang siswi. Terjadi, teriakan itu juga diikuti siswi lainnya. Teriakan semakin kencang dan ramai, hingga mencapai 30 siswi.
”Saya nggak ada ganggu dia bu, takut bu wajahnya serem," ujar salah satu siswi yang baru sadar dan menangis ditemani guru SMKN 1 Pangkalan Bun.
Kepala Sekolah SMKN 1 Pangkalan Bun Fathrurraji mengungkapkan, kejadian tersebut merupakan hal biasa yang sering terjadi di lingkup sekolahnya. Sumber tempat tinggal mahluk halus tersebut berada di suatu sumur di lingkup sekolah yang sampai saat ini masih sering digunakan.
"Saya saja heran. Pernah ada dulu siswa menarik daun pisang yang pohonnya berada di luar pagar sekolah, setelah itu ada yang kesurupan. Katanya kenapa menarik-narik aku," cerita Fathurraji kepada Radar Pangkalan Bun.
Paling parah, lanjut Fathurraji, sekitar tahun 1990-an, ada kegiatan kemah pramuka di sekolah. Malam harinya sebanyak 60 siswa kesurupan. Pihaknya sudah melakukan upaya pengusiran dengan berbagai cara, sampai mendatangkan orang pintar dari Jawa untuk pengusiran tersebut, namun sampai saat ini masih sering terjadi.
”Dulu juga pernah ada keponakannya sekolah di sini diganggu terus, karena dia bisa mengusir akhirnya tiap malam Jumat selama 3 minggu berturut-turut diadakan pengusiran di sekolah. Setelah itu lama sudah tidak ada gangguan lagi, hingga akhirnya mungul lagi yang barusan ini," jelasnya.
Menurutnya, siswi yang kesurupan disebabkan kondisinya lelah, lapar, dan pikiran kosong. Kondisi itu disebut mudah dirasuki mahluk halus. Hal tersebut juga menjalar ke siswi lain karena mendengarkan suara teriakan. Dalam istilah medis, peristiwa itu disebut histeria massal.
”Mereka tidak ada minta yang macam-macam, cuma teriak saja. Kalau dulu parah. Kalau sudah dirasuki, mereka yang dirasuki malah kabur lari ke arah sumur tersebut dan ingin cebur di situ. Alasannya pengen pulang ke rumah mereka," ungkapnya.
Sementara itu, akibat kejadian tersebut, siswa dipulangkan dengan cepat dan pelajaran ditiadakan. Siswi yang mengalami kesurupan ditenangkan guru-guru dengan membacakan ayat suci Alquran, diberi minum dan membasuh muka para siswi. Sekitar 30 menit, setelah siswi sadar, mereka dipulangkan ke rumahnya masing-masing. (jok/ign)