PANGKALAN BUN - Program nol sumbatan yang diinisiasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) belum mampu mengatasi persoalan banjir yang kerap terjadi saat hujan lebat mengguyur.
Padahal program yang menyasar drainase dan parit di sejumlah wilayah itu diharapkan mampu mewujudkan Kota Pangkalan Bun bebas banjir.
Satgas Sumber Daya Air (SDA) dan Satgas Cipta Karya (CK) padahal sudah berupaya melakukan pembersihan sumbatan berupa tanaman, sampah di drainase dan parit di sejumlah kelurahan, termasuk di Kelurahan Mendawai.
Namun kapasitas drainase yang tidak memadai diduga membuat air tetap meluap dan merendam kawasan permukiman warga. Seperti hujan yang turun pada Selasa 25 Mei 2021 pukul 12.30 WIB hingga pukul 15.30 WIB kemarin yang membuat sejumlah wilayah permukiman penduduk termasuk barakan tergenang banjir.
Salah satunya di Jalan Pakunegara, RT 17, Gang Rumbia, Kelurahan Raja, luapan dari saluran air membuat sejumlah unit rumah tergenang banjir hingga memasuki rumah penduduk.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar bersama Tagana hingga harus turun ke lapangan melakukan penanganan banjir. “Curah hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan kenaikan debit air hingga saluran air yang sempit dan dangkal meluap hingga ke permukiman,” kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Martogi Siahaan, Rabu (26/5).
Menurutnya BPBD dan Tagana melakukan upaya penanganan dengan penyedotan drainase atau parit di pinggir jalan rumah warga dan pembersihan rumah warga yang terdampak banjir.
Kendati demikian, beberapa kendala harus dihadapi oleh mereka lantaran ukuran parit yang terdapat di kawasan tersebut sangat sempit, serta sudah mengalami sedimentasi (dangkal). “Ada sebanyak 10 jiwa yang menempati barakan serta rumah yang terdampak dan penanganan yang dimulai pukul 15.45 WIB baru selesai pukul 19.30 WIB,” ungkapnya.
Untuk diketahui bahwa selain itu hujan deras yang mengguyur juga menggenangi rumah warga di Jalan PRA Kusuma Yudha, RT 18, Gang Mawar 2, Kelurahan Mendawai.
Informasi dihimpun, di kawasan tersebut merupakan langganan banjir, bila hujan deras turun belum 15 menit di permukiman tersebut sudah tergenang air. (tyo/sla)