PANGKALAN BUN-Warga Desa Sungai Pakit, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalteng resah dengan teror Beruang di lingkungannya. Binatang buas ini diketahui terlihat sering berkeliaran di kawasan permukiman warga.
“Sempat terlihat di RT 2, kemudian beralih ke RT 9, namun yang paling sering dilalui adalah kawasan RT 7 yang merupakan kawasan tempat tinggal saya,” ungkap Sholeh, Kepala Dusun setempat, Rabu (19/5).
Ia menerangkan bahwa Beruang tersebut sempat terlihat tiga ekor namun yang sering terlihat hanya dua. Sebagian warga menyebut kalau mereka merupakan induk dan anaknya. Karena postur tubuh mereka berbeda. “Satunya agak besar dan satunya lagi kecil. Mungkin yang kecil itu dianggap anaknya oleh warga,” ungkapnya.
Meski belum pernah melihat langsung Beruang kecil, Sholeh mengaku pernah menjumpai Beruang besar sedang mencabuti buah Nanas tanaman warga. Selain itu dari laporan warga, Beruang tersebut pernah melintas di kawasan masjid yang berada tepat di depan Kantor Desa Sungai Pakit. “Memakan buah Nanas karena mungkin madu sedang sulit dicari. Kami menduga kalau Beruang tersebut bersembunyi di hutan desa yang tak jauh dari masjid itu,” terangnya.
Sementara itu Kepala Desa Sungai Pakit, Kusairi mengakui bahwa wrganya sempat resah dengan keberadaan Beruang yang dalam beberapa bulan ini kerap masuk ke kawasan permukiman warga. “Kemarin kita laporkan ke BKSDA Kantor Pangkalan Bun, selanjutnya dikirim tim dengan membawa perangkat jebakan untuk menangkapnya,” katanya.
Kusairi juga menyebut bahwa kedatangan Beruang tersebut tidak terprediksi dan bisa muncul kapan saja. “Pernah dilaporkan warga sedang duduk manis di jembatan RT 07, kemudian malam harinya memakan buah Nangka milik warga. Itu terlihat pagi hari ada jejak di tanah,” terangnya.
Terpisah petugas Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Kalteng Pangkalan Bun Muda Yulifan mengatakan bahwa Ia dan tim telah datang ke lokasi dan memasang perangkap untuk menangkap Beruang untuk di translokasi. “Sudah kita pasang perangkap, semoga bisa tertangkap untuk dipindahkan (translokasi),” katanya.
Muda menerangkan bahwa kawasan Sungai Pakit memiliki kawasna hutan desa yang cukup memungkinkan untuk ditinggali Beruang karena habitan mereka yang terdesak oleh permukiman ataupun pembukaan untuk perkebunan. “Lokasi jerat kita letakkan di dekat hutan desa yang menjadi lahan tanaman buah warga, selain itu ada pohon yang menjadi sarang lebah kelulut. Diharapkan ini bisa memancing Beruang untuk mendekat,” jelasnya.(sla)