SAMPIT – Beberapa pekan terakhir, harga-harga kebutuhan pokok terus merangkak naik. Kenaikan harga sembako ini memang sudah bisa diprediksi sebelumnya.
Setidaknya ada dua momentum yang memicu kenaikan harga, yaitu menjelang Ramadan dan Lebaran. Hanya saja, berbeda dengan tahun sebelumnya, kenaikan harga sembako tahun ini merupakan dampak dari naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Naiknya harga BBM mempengaruhi komoditas sembako yang dijual di Pasar Sampit, Kotawaringin Timur. Seperti bumbu dapur ikut naik. Beberapa pedagang mengurangi jumlah dagangan yang dijual, mengingat harga-harga tidak stabil, dan mengakibatkan sepi pengunjung.
Sembako yang naik harga, kebanyakan adalah yang pemasoknya dari luar daerah seperti Jawa. Contohnya harga mie mentah, telur, beras dan kantong plastik yang naik sekitar 30 persen.
Sedangkan harga bawang dan cabai sampai sekarang masih normal, karena pemasok kebanyakan dari daerah Sampit. Harga bawang merah sekarang tergolong murah, yaitu berkisar Rp 15 ribu per kilogram.
"Saya berdagang hanya mengambil untung sedikit, dan alhamdulillah tidak ada pelanggan yang protes dengan naiknya beberapa harga sembako. Mungkin karena sudah mengerti, kenapa harga sembako naik," ujar Ninah, pedagang sembako di pasar subuh Sampit. Jumat (12/10) pagi.
Persoalan kenaikan harga sembako selalu berulang kali dihadapi, dengan penyebab yang sama, pasokan berkurang dan bahan baku mahal akibat kenaikan harga BBM.
Hal ini diakibatkan masih banyaknya kebutuhan pokok seperti beras, telur, dan kebutuhan pokok lainnya yang didapatkan dari impor luar negeri. Sehingga ketika BBM naik, akan sangat mempengaruhi harga sembako yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
Kenaikan harga sembako, juga berpengaruh pada pola konsumsi masyarakat. Hal ini sangat dirasakan dengan meningkatnya biaya hidup, dan diiringin dengan naiknya tarif angkutan. Jika tidak dikontrol dari pemerintah, ditambah lagi ancaman krisis pangan, harga sembako akan terus meningkat liar.
"Saya berharap harga sembako kembali normal, dan ada kebijakan-kebijakan dari pemerintah untuk mengatur harga-harga sembako agar tidak naik lagi," harap Ninah.
Menghadapi situasi ini, pemerintah pusat maupun daerah harus turun tangan untuk mengontrol dan mengendalikan harga sembako agar tetap bisa dijangkau oleh kalangan masyarakat. (rm-94/fm)