SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Sabtu, 10 November 2018 10:31
Ubah Air Gambut Jadi Listrik, Bisa Bertahan sampai 30 Jam

Inovasi Pelajar Sampit di Ajang International Exhibition for Young Scientist

PRESTASI: Mochammad Tendi Noer Ramadhan dan Wiwied Ishartuti meraih special award dari Goldtech Resources PTE LTD, Singapore, sebagai Leading Innovation Award di India, beberapa waktu lalu.(IST/RADAR SAMPIT)

LAHAN gambut setiap tahun selalu dikenal sebagai produksi asap paling besar. Namun, di mata dua pelajar Kotim, lahan gambut bisa bermanfaat bagi manusia. Siapa sangka mereka berhasil mengubah air gambur menjadi energi listrik.

YUNI PRATIWI, Sampit

”Peat Water Baterry”. Demikian judul yang diberikan untuk penelitian yang dilakukan Mochammad Tendi Noer Ramadhan dan Wiwied Ishartuti. Mereka berinovasi memanfaatkan air gambut untuk dijadikan sumber energi listrik.

Alatnya sangat sederhana. Tendi dan Wiwiek menggunakan kotak mika, lempeng seng, dan lempeng tembaga. Hasilnya, air gambut yang berada di dalam kotak mika tersebut bisa menyalakan lampu selama 30 jam dengan tegangan sebesar 16 volt.

”Memanfaatkan air gambut sebagai bahan utamanya untuk menghasilkan energi listrik,” tutur Tendi.

Ide penelitian itu ternyata sudah ada sejak 2016. Kotim yang memiliki lahan gambut cukup luas, memunculkan ide tersendiri bagi pelajar SMAN 2 Sampit itu. Penelitian tersebut tidak serta merta langsung jadi. Perlu waktu lama dan proses yang panjang sehingga dapat ditampilkan di kancah internasional.

Guru pembimbing SMAN 2 Sampit Anwar menuturkan, air gambut memiliki tingkat keasamannya tinggi, yaitu PH 3. Setelah digunakan untuk menyalakan lampu, PH air menjadi 6. Air dengan PH di atas 7 maka disebut basa. Di bawah 7 disebut asam. ”Akhirnya hampir PH netral,” jelas Anwar.

Di Finlandia, lanjutnya, tanah gambut dibakar bisa menghasilkan energi. Dalam penelitian itu, metodenya menggunakan lempeng seng dan tembaga. Kemudian dicoba dengan air gambut.

”Kami harus memulai rangkaian dengan menggunakan gelas plastik sedikit demi sedikit. Kemudian sekarang menggunakan mika. Sebenarnya awalnya tanah gambut mau dibakar. Istilahnya, menghindari agar jangan sampai ada kebakaran gambut. Namun, kami membuat yang lebih modern,” tambahnya lagi.

Penelitian itu mengantarkan Tendi dan Wiwied memperoleh prestasi membanggakan. Mereka meraih special award dari Goldtech Resources PTE LTD, Singapore, sebagai Leading Innovation Award yang diberikan pada ajang International Exhibition for Young Scientist (IEYI) di India, 17-20 Oktober 2018 lalu.

Even yang digelar Foundation for Global Science Initiatives (FGSI) tersebut dikuti siswa dari sembilan negara, yakni Taiwan, Filiphina, Thailand, India, singapore, vietnam, Malaysia, Indonesia, dan Rusia. Bidang yang dilombakan di India adalah ecoteknologi. Peserta dari Indonesia berasal dari Sampit, Palangka Raya, Jogja, dan Malang.

”Peserta yang ikut ada yang dapat medali ada juga yang dapat special award,” tutur Tendi, seraya menambahkan, tahun 2020 mendatang, International Exhibition for Young Scientist akan diselenggarakan di Rusia.

Keikutsertaan Tendi dan Wiwied di ajang itu diawali dari juara lomba Peneliti Belia 2017 tingkat provinsi dan nasional. Keduanya diundang untuk berlaga di ajang IEYI 2018.

Wiwied menambahkan, ajang tersebut semacam exhibition. Mereka memajang hasil karyanya dalam sebuah pameran dari pagi hingga sore. Ada pengunjung dan juri yang mendatangi stan mereka.

”Jurinya tanya-tanya ke poster kami. Ada juri yang minta dijelaskan dulu, apa penelitian kami, baru melihat poster. Ada juga yang sebaliknya. Jadi, semacam pameran,” kata Wiwied.

Pembinaan untuk ajang tersebut dilakukan di Universitas Parahyangan Bandung. Pembinaan dari yayasan selama tiga hari pada September. Pelajar berprestasi tersebut sebelumnya sudah mempersiapkan secara matang materi yang akan dipresentasikan.

Ajang internasional itu merupakan pengalaman pertama bagi Wiwied dan Tendi. Menurut Wiwied, even tersebut untuk menambah wawasan, teman, dan jaringan.

”Apalagi melihat penampilaan dari negara lain. Soalnya, ada dari beberapa negara yang mengikutkan pesertanya itu anak kecil. Di sana kami dipisah. Ada yang senior, ada juga yang junior. Melihat penampilan peserta junior, kami jadi semangat. Anak kecil saja bisa, kenapa kita tidak,” ujar Wiwied.

Disingung tentang jenjang pendidikan yang akan mereka tempuh selanjutnya setelah lulus SMA, Tendi mengatakan, dia berminat ke jurusan teknik kimia atau fisika. ”Pilihannya masih ITB atau IPB,” tutur Tendi. Sementara Wiwied, disarankan orang tuanya melanjutkan sekolah tinggi yang memiliki ikatan dinas dengan PLN.    

Anwar berharap, Pemkab Kotim memberikan apresiasi kepada siswa berprestasi seperti Tendi dan Wiwied. Selain itu, pemkab bisa mengaplikasikan hasil inovasi agar bermanfaat bagi masyarakat banyak.

”Setidaknya dari pemerintah mau menindaklanjuti penelitian. Aplikasinya bisa dijadikan industri penghasil energi listtrik. Jangan sebatas tepuk bahu, sudah selesai,” tambahnya.

Anwar menjelaskan, kekuatan penelitiannya muncul apabila bermanfaat bagi kehidupan. Dengan sehingga, orang tidak lagi mengatakan bahwa kebakaran hutan disebabkan lahan gambut.

”Orang akan berlomba-lomba ke sini untuk memanfaatkannya menjadi energi listrik. Harapan kami seperti itu, karena tidak ada satu pun di dunia ini yang diciptakan oleh yang maha kuasa itu tidak bermanfaat. Pasti ada manfaatnya,” ujar Anwar.

Menurutnya, para pelajar melakukan penelitian itu karena termotivasi berbuat yang terbaik. Bagaimana bisa membantu orang lain dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal yang dimiliki.

”Intinya, agar bisa dimanfaatkan bersama. Selain itu, juga sebagai pembelajaran bagaimana meneliti dan observasi,” kata Wiwied. (***/ign)

 


BACA JUGA

Kamis, 26 Juni 2025 16:59

Disdik Waspadai Siswa Tak Tercatat di Dapodik

SAMPIT – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengingatkan pentingnya…

Kamis, 26 Juni 2025 16:59

Disiplin ASN Jadi Prioritas, BKPSDM Kotim Tegaskan Tak Ada Pembiaran

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya dalam…

Kamis, 26 Juni 2025 16:58

Disbudpar Gelar Pameran Budaya di Museum Kayu

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mendorong peran…

Kamis, 26 Juni 2025 16:58

Pemkab Dorong Digitalisasi Kearsipan

SAMPIT–Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya dalam mendorong…

Rabu, 25 Juni 2025 17:06

Satpol PP Imbau PKL Tak Berjualan di Ruang Milik Jalan

SAMPIT – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Kotawaringin…

Rabu, 25 Juni 2025 17:05

Fleksibilitas Kerja ASN di Kotim Masih Dikaji

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyambut terbitnya Peraturan…

Rabu, 25 Juni 2025 17:05

Finalisasi Dokumen Kontingensi 2025–2027 Masuki Tahap Akhir

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperkuat kesiapsiagaan…

Rabu, 25 Juni 2025 17:04

Pemkab Sosialisasi Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mendorong peningkatan…

Selasa, 24 Juni 2025 17:20

Pengawasan Internal SOPD Perlu Diperbaiki

SAMPIT — Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM)…

Selasa, 24 Juni 2025 17:20

Bupati Naikkan Target IPM dan Tekan Kemiskinan

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperkuat arah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers