PALANGKA RAYA – Persoalan ketersediaan kebutuhan pokok menjadi perhatian pemerintah saat memasuki musim hujan. Potensi banjir dan terputusnya akses pengiriman komoditas pangan dari luar daerah ke Kalteng, menjadi salah satu hal yang menjadi fokus penanganan.
Kepala Biro Administrasi Perekonomian Setda Kalteng Lubis Rada Inin mengatakan, tingginya ketergantungan bahan pokok dengan provinsi lain akan sangat dirasakan apabila terjadi kendala dalam proses penditribusiannya. Dengan kondisi curah hujan yang cukup tinggi, persoalan semacam itu menjadi perhatian tim pemerintah.
”Seperti ayam ras yang 50 persen didatangkan dari luar daerah. Itu kalau akses ditribusinya terkendala, tentu akan menjadi persoalan, khususnya ketersediaan di pasaran,” katanya, kemarin.
Dia mengatakan, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalteng memprediksi, kondisi cuaca yang cenderung hujan tidak hanya mengancam disitribusi bahan pangan. Dampak curah hujan juga bisa menganggu proses panen tanaman bahan makanan (tabama) milik petani di sejumlah wilayah Kalteng.
Selain itu, lanjutnya, tingginya gelombang di pesisir selatan Kalteng sebagai dampak curah hujan, berpotensi memengaruhi hasil tangkapan ikan nelayan. Gelombang yang tinggi juga akan berdampak terhadap ditribusi bahan pangan dari Jawa.
”Tentu inilah yang menjadi perhatian. Di TPID ini sudah ada instansi teknisnya dan semuanya sudah kami koordinasikan langkah untuk mengatasinya. Apabila terjadi kendala setidaknya tidak menjadi masalah berarti,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kalteng Jenta mengatakan, harga sejumlah komoditi di pasaran saat ini relatif setabil. Tak ada yang mengalami kenaikan harga signifikan karena ketersediaannya di pasaran masih aman.
Meski ada beberapa komoditas yang naik, namun hal tersebut tidak terlalu terasa. Contohnya, tepung terigu yang beberapa waktu lalu sempat naik Rp 1000. Namun, untuk bahan pangan lain tidak telalu mengalami kenaikan, bahkan cenderung stabil dari awal bulan lalu.
”Sementara untuk daging ayam ras, bila dibandingkan pada awal Oktober yang lalu, yang sempat mencapai sekitar Rp 45 ribu per kilogram, sekarang sudah turun yaitu sekitar Rp 34 ribu-Rp 35 ribu per kilogram,” tandasnya. (sho/ign)
