SAMPIT - Kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram mendapat sorotan dari Ketua Komisi II DPRD Kotim Rudianur. Dia mengusulkan komisi II dan Pemkab Kotim membentuk tim pengawas distribusi elpiji subsidi.
”Harus ada aksi nyata. Saya dengan kewenangan di Komisi II berencana membentuk tim pengawas pendistribusian. Unsur utamanya dari dinas perindustrian dan pasar,” kata Rudianur, Senin (7/1).
Menurutnya, kelangkaan elpiji melon disebabkan ketidakberesan distribusi. Dia menduga ada mafia elpiji subsidi di pasaran.
”Ini persolan krusial di satu sisi pemerintah sudah mulai berangsur menghilangkan minyak tanah dari pasaran, di satu sisi lain gas juga langka. Bagaimana masyarakat memasak? Apakah diarahkan pakai kayu bakar? Jangan-jangan nanti pakai kayu bakar kena kasus illegal logging,” cetusnya.
Rudi akan rapat bersama Pemkab Kotim dalam waktu dekat ini. Pihaknya akan berusaha mencari solusi guna menstabilkan gas elpiji 3 kg di pasaran.
”Kelangkaan ini tidak hanya di kota, tapi juga di desa-desa. Masyarakat menanyakan dimana jual tabung gas. Walaupun ada, harganya sudah tidak sesuai. Satu tabung gas elpiji saja kadang dijual Rp35 ribu. Harus ada tindakan tegas dan cepat dari pemerintah daerah,” ucapnya. (ang/yit)