SERUYAN RAYA – Ada kendala yang dihadapi kelompok tani di Seruyan Raya dalam mengurus sawit, terutama dalam hal perawatan. Banyak anggota poktan tidak sanggup membersihkan gulma anak kayu , tunggul kayu dan membuat pasar pikul (jalan untuk mengangkut pupuk dan hasil panen). Akhirnya, kebun sawit dipenuhi semak belukar sehingga aktivitas memupuk dan mengangkut hasil panen menjadi sulit.
Permasalahan ini pun disampaikan kelompok tani kepada Kepala Dinas Ketanahan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Seruyan Sugian Noor saat kegiatan pelatihan pekebun swadaya yang diadakan oleh Fasilitas Pertanian Pelita Seruyan di Terawan, Seruyan Raya. Pelatihan saat itu dihadiri 70 orang anggota kelompok tani binaan Musirawas.
Aspirasi warga pun direspon positif. DKPP meminjamkan mini excavator untuk membuat jalan produksi sehingga pengangkutan pupuk maupun hasil panen lebih mudah.
”Dengan excavator, saya bisa bikin jalan untuk mobil pikap, sekaligus bikin jalan untuk artco. Kalau tidak dibersihkan, nanti kesulitannya saat memupuk dan panen,” kata Buchori, Ketua Kelompok Tani Mawar, Selasa (12/2).
Mini excavator ini digunakan oleh tiga kelompok tani, yakni Mawar, Karya Bersama, dan Harapan Bersama dengan total luas lahan 300 hektare. Dalam mengoperasikan mini excavator, kelompok tani bekerjasama dengan PT Musirawas Citraharpindo. Solar akan dibiayai perusahaan melalui program CSR.
”Kami berterima kasih kepada Dinas Ketanahan Pangan dan Pertanian Kabupaten Seruyan serta PT Musirawas Citraharpindo yang peduli dengan persoalan yang dihadapi petani. Bantuan pinjam pakai ini sangat bermanfaat bagi kami. Jika harus sewa excavator kepada swasta, biayanya mencapai Rp 400 ribu per jam,” ucap Buchori.
Secara terpisah, Kepala Dinas Ketanahan Pangan dan Pertanian Kabupaten Seruyan Sugian Noor mengatakan, pihaknya memiliki beberapa alat pertanian. Salah satunya adalah mini excavator. Alat ini bisa digunakan untuk membuat irigasi pertanian, mencuci parit, membuat jalan produksi pertanian, kolam ikan, dan lain sebagainya.
”Saat kelompok tani membutuhkan, maka kami pinjamkan. Artinya peralatan yang kami miliki benar-benar bermanfaat bagi petani,” kata Sugian Noor saat ditemui di kantor Kecamatan Danau Seluluk, Selasa (12/2).
Sementara itu Kabag Humas Musirawas Citraharpindo Anwaryono mengatakan, Kelompok Tani Mawar, Karya Bersama, dan Harapan Bersama merupakan mitra binaan Musirawas melalui program Hatantiring Manggantang Pambelum. Warga yang memiliki lahan tapi kekurangan modal, tetap bisa mewujudkan impian untuk memiliki kebun sawit sendiri. Poktan akan mendapat bantuan pembukaan lahan, bibit, pupuk, dan sarana produksi lainnya dari perusahaan.
Bantuan bibit dan sarana produksi yang dikeluarkan perusahaan untuk poktan ini bukanlah gratis, tapi dihitung utang. Poktan akan mengembalikan pinjaman secara bertahap setelah kebun menghasilkan sawit.
Pemeliharaan dan pengelolaan kebun tetap dilakukan oleh anggota poktan sehingga ada rasa memiliki dan rasa tanggung jawab dari petani. Agar hasil bagus, petani akan dibimbing cara menanam, merawat, hingga memanen. Artinya, ada transfer ilmu dari perusahaan kepada petani sehingga kelak bisa mandiri. (yit)