PANGKALAN BUN – Sebanyak 13 hot spot (titik panas) terpantau di Kabupaten Kobar sejak Januari hingga Juni. Terakhir hot spot terpantau satelit di Kelurahan Mendawai Seberang, Kecamatan Arut Selatan.
Kepala BPBD Kobar Petrus Rinda mengatakan, sesuai dengan prediksi BMKG Stamet Iskandar Pangkalan Bun bahwa awal musim kemarau terjadi pada bulan Juli 2019. Pada musim kemarau tersebut, kasus kebakaran hutan dan lahan diprediksi meningkat.
”Seperti pengalaman tahun sebelumnya, saat musim kemarau, kasus kebakaran di Kobar meningkat. Sehingga tahun ini kita harus lebih ekstra dalam memadamkan api. Supaya jumlah kasus kebarakan tidak bertanbah banyak,” kata Petrus.
Sampai saat ini dari 13 hot spot yang terpantau tersebut paling banyak berada di wilayah Arut Selatan. ”Sejak hingga 25 Juni itu, 13 hot spot tersebar di tiga kecamatan yakni Kecamatan Arut Selatan enam titik, Kecamatan Kumai ada lima titik dan Kecamatan Arut Utara dua titik,” jelasnya.
Menurutnya wilayah yang perlu diwaspadai pada musim kemarau yakni Kecamatan Arut Selatan, Kumai, dan Kotawaringin Lama. Namun tidak menutup kemungkinan kecamatan lain bisa terjadi kasus kebakaran hutan dan lahan.
”Kecamatan Arut Selatan ini menyebar di beberapa titik, namun yang sering terjadi di Mendawai Seberang. Ini sudah bertahun-tahun terus terjadi kebakaran hutan dan lahan. Untuk Kecamatan Kumai ini dari Desa Kapitan, pesisir Kumai hingga wilayah TNTP. Sedangkan Kecamatan Kotawaringin Lama ini di Jalan Pangkalan Bun- Kolam yang masih sering kebakaran,” terangnya. (rin/sla)