PALANGKA RAYA – Kualitas udara di Kota Palangka Raya kian memburuk. Akibatnya, ratusan warga dilaporkan terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Buruknya kualitas udara itu terpantau dari Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Bundaran Besar Palangka Raya, Jumat (9/8).
ISPU menunjukkan kualitas udara dalam kategori sangat tidak sehat. Masyarakat dianjurkan untuk tak keluar ruangan apabila tak ada hal yang penting. Namun, apabila terpaksa di luar ruangan, dianjurkan menggunakan masker. Terutama bagi penderita asma, anak-anak, wanita hamil, dan lansia
”Udara sangat tidak sehat. Ada peningkatan sejumlah kasus ISPA, namun belum sampai ada pengaruh signifikan. Sebab, sebelum ada karhutla, ISPA juga sudah naik. Sampai Juni sebanyak 2.092 orang, memasuki Juli terjadi peningkatan penderita ISPA dan bertambah ratusan orang menjadi 2.511 orang (sampai Juli 2019),” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo, Jumat (9/8).
Andjar menuturkan, jika terus berkepanjangan, bisa saja penderita ISPA semakin meningkat dan menjadi penanganan serius. Karena itu, pencegahan dini perlu dilakukan dan disadari masyarakat.
”Kalau tidak perlu sekali jangan beraktivitas di luar rumah. Kalau pun ada kegiatan, harus menggunakan masker. Jaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dan makan-makanan bergizi serta konsumsi air putih,” ujarnya, seraya menambahkan, stok obat-obatan terkait peningkatan ISPA mencukupi.
Sementara itu, petugas pemadam di lapangan, Toha, mengatakan, pasokan air dan banyaknya titik karhutla menjadi kendala dalam pemadaman. Bahkan, dalam satu hari, kebakaran bisa mencapai empat lokasi di waktu bersaman dan di lokasi berbeda.
”Kami bisa memadamkan empat lokasi. Itu di tim saya, belum tim lain. Semoga bisa diantisipasi dan kami akan tetap semangat agar masyarakat bisa menghirup udara sehat. Jadi, tolong stop pembakaran dan jangan membuka lahan dengan membakar,” pungkasnya. (daq/ign)