PANGKALAN BUN - Ribuan warga Kabupaten Kotawaringin Barat turun ke jalan menyaksikan iring - iringan peserta Festival Merah Putih. Mereka memadati pinggir Jalan Pangeran Antasari, Rabu (21/8) pagi. 

Festival dimulai di sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB dan dibuka Bupati Kotawaringin Barat, Nurhidayah. Rombongan peserta festival dilepas dari Lapangan Tugu dan melintasi sepanjang Jalan Pangeran Antasari hingga berakhir di Bundaran Adipura antara Jalan Pangeran Adipati dan Diponegoro. 

Sekretaris Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Suyanto mengatakan, festival merah putih merupakan wujud kebhinekaan dengan latar belakang yang berbeda, maka setiap individu harus bisa menahan diri untuk menjadi bagian dari kebhinekaan. 

“Merah putih adalah lambang kenegaraan dan terlihat masyarakat dari berbagai golongan turun untuk menjadi satu bagian dari merah putih. Harus bisa menahan ego dan memahami bahwa kita ini adalah bagian dari bhineka tunggal ika, itu yang penting,” ujarnya. 

Ia menambahkan, hasil pembangunan founding father atau bapak bangsa Indonesia sangat luar biasa, dengan menciptakan pancisila dan UUD 1945. Menurutnya hal ini menjadi bagian penting untuk kemudian direstorasi kembali bagi setiap individu, keluarga, dan kelompok. Kemudian dengan Festival Merah Putih ini diharapkan dapat menambah erat tali persaudaraan antar masyarakat. 

“Maka jangan sampai terjadi ketersinggungan, kemarahan yang dikedepankan. Sebab hal itu akan mengakibatkan permasalahan yang berbeda pula,” sebutnya. 

Sementara itu ditempat yang sama, Ibramsyah selaku Ketua Panita mengatakan bahwa peserta pawai tahun ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun lalu. Padahal panitia telah membatasi jumlah peserta. 

“Tahun lalu tidak ada pembatasan jumlah peserta, untuk tahun ini kita siapkan 300 nomor peserta. Namun ternyata sudah kita tambah 100 lebih dan habis, jadi 400 lebih peserta pawai di tahun ini dng antusias warga terlihat sangat ramai,” ujarnya. 

Kemudian, lanjut Ibram, Festival Merah Putih diikuti dari berbagai elemen masyarakat, dari unsur pemerintahanan, unsur pendidikan, dan ormas. Peserta sangat antusias, hal ini terlihat nampak dari banyaknya peserta dan juga krearifitas masyarakat dalam merias diri dan menghias kendaraan dengan berbagai kreasi. 

“Kita bisa liat ada yang merias mobil menyerupai tank tempur, kapal penumpang dan para penari-penari. Para peserta festival juga merias diri dengan pakaian adat dari seluruh Indonesia.Menunjukkan inilah Bhineka Tunggal Ika. Festival merah putih tak hanya menghibur masyarakat Kobar, bahkan warga asing tampak ikut berjalan mengikuti iring - iringan peserta festival,” jelasnya. (ard/sla)