SAMPIT- Tanggal 1 Muharram 1441 Hijriah bukan sekadar momentum pergantian tahun, tapi bisa dijadikan momentum introspeksi diri. Mereview masa lalu, berbenah diri, dan menjadikan masa depan lebih baik.
Ustaz Robita mengatakan, pergantian tahun baru Islam dapat dimaknai sebagai momentum penegasan jati diri sebagi seorang muslim yang harus berpegang kepada kitab suci Alquran.
“Gaya hidup milenial, apapun bentuknya harus dirujuk kembali kepada standar nilai yang diajarkan kitab suci Alquran,” sebutnya.
Meski telah banyak pengaruh barat dalam kehidupan di Indonesia, generasi milenial cenderung terlihat selalu ingin tampil lebih kekinian. Melalui penguatan pendidikan karakter, akan membentengi generasi masa kini dari pengaruh negatif era digital.
“Dan melakukan pendampingan melalui pendekatan keagamaan seperti mengikuti kajian-kajian Islam yang dikemas secara milenial,” terangnya.
Orang tua mempunyai peran sentral dalam membina anak. Untuk itu yang harus dibangun juga adalah pendidikan dan kesadaran orang tua. Sebab rata-rata kegagalan dalam mendidik anaknya yang remaja terletak di awal.
“Setelah di awal gagal, maka sulit memperbaikinya,” Sebut sekretaris Yayasan Pendidikan Darus Salam Sampit ini.
Dikatakannya kegagalan di awal adalah ketika orang tua gagal memfilter pergaulan anak remajanya. Orang tua terlalu permisif dan sangat longgar memanjakan anaknya. Di samping itu orang tua gagal menjadi teladan ideal bagi anaknya.
“Contohnya bagaimana orang tua bisa mengontrol gadget anaknya sementara mereka sendiri asik dengan gadgetnya. Bagaimana orang tua bisa melarang anaknya merokok sementara orang tua sendiri tak henti-hentinya merokok,” jelasnya. (yn/yit)