SAMPIT- Anggota DPRD Kotim merasa prihatin ketika melihat kondisi sarana dan prasarana di SDN 2 Luwuk Kama Kecamatan Cempaga Hulu. Pasalnya, kondisi ruangan sekolah tersebut rusak parah, bahkan plafon dan keramik lantai pecah berserakan. Selain itu juga , para muridnya tidak ada tempat buang air.
”Kondisinya sangat memprihatinkan. Dari hasil kunjungan kami ke sekolah itu melihat bangunannya sebagian rusak parah. Ruang kelas ada yang plafonnya sudah lapuk. Selain itu juga keramik lantainya sudah nyaris habis semua, dan pecahannya sebagian masih lengket di lantai, “kata salah seorang anggota DPRD Kotim Paisal Darmasing.
Selain itu lanjutnya, tempat buang air para murid juga ternyata tidak disediakan pihak sekolah. Akibatnya pelajar yang ingin buang air kecil harus turun ke sungai Cempaga, kendati jarak sekolah dan sungai cukup jauh. Opsi lain, yakni ada tempat buang air di seberang jalan raya.
”Artinya kalau mereka mau buang air apakah harus sejauh ini, harus ke sungai atau harus menyeberang jalan raya. Hal demikian sangat rentan dan rawan sekali bagi anak-anak sekolah dasar,” ujar Paisal.
Dalam kunjungan ke sekolah tersebut, beberapa anggota DPRD lainnya yang turut serta, antara lain Riskon Fabiansyah dari Fraksi Golkar, M Abadi dari Fraksi PKB, dan SP Lumban Gaol dari Fraksi Partai Demokrat.
Sementara itu M Abadi juga mendorong bagaimana agar pemerintah daerah memperhatikan kondisi tersebut. Dinas Pendidikan Kotim diperingatkannya untuk segera menginventarisasi kebutuhan sekolah itu.
”Ini kebutuhan mendesak dan harus segera diperhatikan. Paling tidak di APBD murni 2020 ini sudah diakomodir untuk kebutuhan sekolah itu. Salah satunya renovasi ruangan dan pembangunan kamar kecil untuk muridnya tadi,” pungkasnya.(ang/gus)