PANGKALAN BANTENG – Para pelajar di SDN 1 Sungai Pakit, Kecamatan Pangkalan Banteng bergiliran membawa air dari rumah. Itu terjadi karena sumur di sekolah mereka kering kerontang akibat kemarau yang tak kunjung berakhir.
Mereka membawa air dalam jeriken untuk kebutuhan toilet di sekolah. Karena hujan yang sempat mengguyur wilayah Kecamatan Pangkalan Banteng beberapa hari lalu belum bisa membantu mengatasi kekeringan di salah stau tutik tertinggi di desa Sungai Pakit itu.
Kepada Radar Pangkalan Bun, Noor Alim salah seorang guru di skeolah itu mengungkapkan bahwa kebiasaan membawa air secara bergiliran itu sudah terjadi sejak puluhan tahun silam. Para siswa dengan sendirinya menyadari sulitnya air saat musim kemarau.
“Pakai jeriken lima literan itu, mereka bergiliran,” ungkapnya, Senin (30/9)
Menurutnya kesulitan air itu selalu terjadi, satu-satunya sumur di sekolah tersebut selalu kering saat musim kemarau. “PDAM sebenarnya sudah masuk, tapi belum mampu mengalir tiap hari, posisi sekolah kami ada di titik yang tinggi. Saat kemarau ini kalau warga juga menggunakan PDAM, maka di jalur sekolah tidak kuat mengalir,” katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa tahun ini rencananya sekolah itu akan mendapat pembangunan kamar kecil dari Pemkab Kobar. Namun pihaknya berharap ada bantuan untuk pembuatan sumur lagi guna mengatasi kesulitan air saat kemarau.
“Tahun ini informasinya kita dapat bantuan WC untuk murid, semoga nanti juga diperhatikan terkait sumber air bagi sekolah,” harapnya. (sla)