SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Selasa, 08 Oktober 2019 16:34
GILAAA, Yang Miskin Jangan Coba-Coba..!!!! Mau Maju Jadi Bupati, Ini Jumlah Fulus yang Harus Disiapkan
ILUSTRASI.(Jawapos.com)

SAMPIT – Pemilihan kepala daerah (pilkada) bakal menguras habis harta para kontestan. Sejumlah politikus sepakat, tingginya biaya politik itu tak bisa dihindari. Bahkan, seorang bakal calon secara terang-terangan menyebut kontestan perlu dana hingga Rp 30 miliar rupiah.

”Idealnya memang perlu banyak modal. Saya perhitungkan biaya untuk memenangkan itu sekitar Rp 20 – Rp 30 miliar yang harus disiapkan untuk pemenangan,” kata bakal calon wakil bupati Kotim, Supriadi.

Besarnya ongkos pilkada itu sebelumnya diungkap Ketua DPC PDIP Kotim Ahmad Yani. Menurutnya, calon kepala daerah yang diusung partai perlu menyiapkan dana miliaran rupiah untuk suksesi pemenangan. Dana itu disetor pada partai dan akan dikelola untuk kepentingan pilkada. Dia membantah hal itu disebut sebagai mahar politik.

Pernyataan Yani bak gayung bersambut. Supriadi sepakat untuk bertarung dalam pesta demokrasi itu perlu ongkos yang bagi warga biasa bisa dianggap gila. Menurut Ketua DPD Golkar Kotim itu, fulus fantastis itu digunakan untuk kepentingan politik.

Dia merinci, kegiatan yang akan dibiayai dana itu, di antaranya saksi, tim pemenangan, operasional sosialisasi, atribut, hingga kampanye. Besarnya biaya juga disebabkan kondisi geografis Kotim yang luasannya sekitar 16 ribu kilometer persegi. Dari keseluruhan item, biaya itu dinilai menguras paling banyak harta kontestan nantinya.

”Memang, untuk Kotim, dana puluhan miliar dalam pilkada itu hal biasa, karena geografis, medan, dan karakter masyarakat,” kata Supriadi yang memiliki kans kuat berpasangan dengan Taufiq Mukri ini.

Meski demikian, Supriadi enggan membocorkan persiapan anggaran yang akan digunakan untuk bertarung di pilkada kali ini. Menurutnya, setiap pasangan calon tentunya akan memiliki dana dan itu merupakan hal yang dirahasiakan.

”Pada prinsipnya, setiap kandidat pilkada yang benar-benar maju dan bertarung tentu menyiapkan anggaran yang mumpuni untuk menang. Begitu saja,” ujar Supriadi.

Apalagi, kata dia, momentum pilkada merupakan pertaruhan elektabilitas, popularitas dan isi tas. Tiga hal itu dinilai seiring sejalan. Tak cukup hanya mengandalkan integritas dan kapabilitas.

Bakal calon lainnya, Parimus, mengaku tak terpengaruh soal biaya politik yang kian mencekik. Salah satu cara menekan biaya, menurutnya, dengan sistem gotong royong atau membentuk relawan. Relawan dinilai tidak akan menjadi beban, karena kelompok itu tidak dibiayai secara total.

”Memang tidak dimungkiri. Tapi, kalau semuanya menyatakan uang sebagai penentu, saya kira tidak tepat, karena pilkada ini bagaimana kita menarik tingkat kesukaan dan dukungan orang lain kepada kita,” kata Parimus.

Parimus menuturkan, kultur pelaksanaan pilkada memang tidak jauh dari pileg yang berbiaya tinggi. ”Tapi, kalau puluhan miliar saya kira itu sangat berat dengan modal  sebegitu besarnya,” ujarnya.

Ahmad Yani sebelumnya mengatakan, pilkada memang memerlukan biaya tinggi. Bahkan, untuk membiayai saksi saja, dari 900 tempat pemungutan suara (TPS) di Kotim bisa miliaran rupiah. Setiap TPS paling minimal ada dua saksi. Satu saksi dibayar Rp 250 ribu. Itu belum termasuk biaya pemantau di luar saksi.

”Kalau dihitung, untuk urusan saksi saja bisa sampai miliaran,” kata dia. Selain itu, lanjutnya, ada pula biaya atribut dan sosialisasi hingga membiayai relawan.  Semuanya memerlukan biaya. Karena itu, kalau mencalonkan diri jadi kepala daerah tanpa modal besar, sangat berat peluang untuk menang. 

”Tidak mungkin mereka yang bertarung disuruh parpol yang biayai seluruhnya. Apa yang harus mereka biayai dan apa yang perlu dibantu dari partai. Mana ada demokrasi tanpa biaya dan itu bukan mahar politik,” tegasnya. (ang/ign)

 


BACA JUGA

Kamis, 26 Juni 2025 16:59

Disdik Waspadai Siswa Tak Tercatat di Dapodik

SAMPIT – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengingatkan pentingnya…

Kamis, 26 Juni 2025 16:59

Disiplin ASN Jadi Prioritas, BKPSDM Kotim Tegaskan Tak Ada Pembiaran

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya dalam…

Kamis, 26 Juni 2025 16:58

Disbudpar Gelar Pameran Budaya di Museum Kayu

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mendorong peran…

Kamis, 26 Juni 2025 16:58

Pemkab Dorong Digitalisasi Kearsipan

SAMPIT–Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya dalam mendorong…

Rabu, 25 Juni 2025 17:06

Satpol PP Imbau PKL Tak Berjualan di Ruang Milik Jalan

SAMPIT – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Kotawaringin…

Rabu, 25 Juni 2025 17:05

Fleksibilitas Kerja ASN di Kotim Masih Dikaji

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyambut terbitnya Peraturan…

Rabu, 25 Juni 2025 17:05

Finalisasi Dokumen Kontingensi 2025–2027 Masuki Tahap Akhir

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperkuat kesiapsiagaan…

Rabu, 25 Juni 2025 17:04

Pemkab Sosialisasi Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mendorong peningkatan…

Selasa, 24 Juni 2025 17:20

Pengawasan Internal SOPD Perlu Diperbaiki

SAMPIT — Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM)…

Selasa, 24 Juni 2025 17:20

Bupati Naikkan Target IPM dan Tekan Kemiskinan

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperkuat arah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers