KUALA PEMBUANG – Kian maraknya aksi pencabulan yang dilakukan terhadap anak di bawah umur dinilai sebagai akibat kian mudahnya mengakses internet yang menyediakan situs-situs dewasa. Hal demikian bisa mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan asusila, termasuk pada anak di bawah umur yang dinilai lebih lemah.
Hal tersbut disampaikan dokter Poli Psikiatri RSUD Kuala Pembuang Ali Wardana. Dia menanggapi dua kasus pencabulan di Seruyan dalam sepekan terakhir, terutama yang dilakukan ayah kepada anak tirinya.
Menurutnya, faktor pelaku melakukan pencabulan bisa dari eksternal. Yakni, kemudahan akses untuk memperoleh informasi dari media atau internet yang bisa memengaruhi pikiran atau hasrat pelaku.
”Sekarang ini kan kalau mau melihat hal yang tidak bagus atau katakanlah hal-hal yang berbau pornografi mudah. Tinggal akses melalui internet. Hal-hal seperti itu akan memengaruhi pikiran dan hasrat pelaku melakukan hal-hal yang tidak senonoh," katanya, Rabu (22/1).
Berikutnya faktor internal, yakni kondisi dalam diri pelaku. Pelaku tidak bisa mengontrol dan mengendalikan hawa nafsunya. Hal itu juga berkaitan dari segi keimanan pelaku. Selain itu, faktor lingkungan sedikit banyak tentu juga memengaruhi kasus pencabulan.
”Pasti kalau dari segi keadaan atau lingkungan akan memengaruhi. Misalkan saja dalam kondisi lingkungan yang agak sepi dan hanya ada ayah dan anak karena ibunya sedang pergi, karena pelaku ini tidak bisa mengontrol diri, ditambah lagi dengan kondisi lingkungan yang sepi," ujarnya.
Faktor lainnya yang juga bisa memengaruhi adalah tempat penyaluran hasrat atau nafsu pelaku yang tidak ada. ”Ditambah dengan kontrol diri yang kurang, maka terjadilah hal-hal seperti kasus pencabulan itu," tandasnya. (rm-98/ign)