PANGKALAN BUN - Penyebaran wabah penyakit pneumonia berat akibat virus corona membuat khawatir sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar). Ini terjadi lantaran Kabupaten Kotawaringin Barat berdekatan dengan Kotawaringin Timur yang masuk zona rawan penyebaran virus corona.
Menurut Kepala Seksi Pengendalian Kekarantinaan dan Surveilance Epidemiologi (PKSE) KKP Kelas III Sampit, Sahuri untuk mengantisipasi penyebaran virus corona, KKP Kelas III Sampit melalui wilayah kerja (Wilker) KKP Kotawaringin Barat, telah memasang dua alat Thermal Scanner permanen di bandara Iskandar Pangkalan Bun dan Pelabuhan Panglima Utar, Kumai.
“Thermal scanner permanen yang terpasang dapat mendeteksi suhu tubuh melalui kamera CCTV dan dapat dipantau melalui monitor,” ungkapnya, Minggu (26/1).
Ia menegaskan bahwa Thermal Scanner yang terpasang di bandara dapat mendeteksi suhu tubuh penumpang pesawat, bila suhu tubuh yang terdeteksi mencapai di atas 39 derajat maka, orang tersebut wajib ditandai dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Kendati demikian, sejauh ini KKP belum ada menemukan kasus tersebut baik di Kotawaringin Timur maupun Kotawaringin Barat (Kobar).
Ia menjelaskan untuk penanganan terhadap kapal - kapal asing, terutama kapal dari China, KKP menerapkan zona karantina 2 mil dari pantai. Sehingga sebelum dilakukan pemeriksaan terhadap awak kapal oleh petugas KKP dengan Thermal Scanner Portable, kapal asing tidak boleh masuk ke pelabuhan terlebih dahulu.
“Ada tiga divisi yang nantinya setelah kapal berada di zona karantina yaitu 2 mil dari pantai, akan mendatangi kapal,” terangnya.
Dari tiga divisi tersebut yang berhak pertama kali naik ke kapal dengan berbekal Thermal Scanner portable adalah karantina (KKP), setelah dilakukan skrining kepada seluruh anak buah kapal asing tersebut, pemeriksaan dilakukan dengan mendeteksi vektornya, yang bisa melalui binatang seperti kecoa dan lainnya.
Setelah kapal dinyatakan clear dan bendera kuning diturunkan maka kapal boleh masuk ke perairan yang dituju. Bendera kuning tersebut adalah bendera karantina yang harus dinaikan oleh setiap kapal asing, sehingga ketika clear baru diturunkan.
“Setelah pemeriksaan dokumen karantina, baru kita lakukan skrining kepada para ABK dan pemeriksaan sanitasi baik di kamar ABK dan ruangan lainnya untuk mencari vektor,"”ungkapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa mulai besok (hari ini) pihaknya akan mendistribusikan ke Alat Pelindung Diri (APD) ke RSUD Sultan Imanuddin dan wilayah kerja pelabuhan laut Kumai untuk antispasi bila ada temuan suspec atau dicurigai terkena virus corona. “Kita kirim masing-masing lima pasang lengkap dengan sepatunya,” katanya.
Sementara itu, Kepala KSOP Kelas IV Kumai, Wahyu Prihanto mengatakan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona (Ncop) KSOP telah melakukan koordinasi, terutama dengan KKP Kelas III Sampit wilayah kerja Kotawaringin Barat.
Menurutnya kapal yang datang wajib melalui karantina terlebih dahulu yang dilaksanakan oleh KKP.
“Kita sudah lakukan koordinasi dengan KKP, dan Dinkes untuk mengantisipasi penyebaran virus corona,” terangnya.
Sementara itu Kepala UPBU Iskandar Pangkalan Bun Zuber mengatakan bahwa Bandara Iskandar Pangkalan Bun bukan bandara dengan penerbangan internasional (langsung dari daerah terjangkit virus). Dan para penumpang yang datang biasanya sudah dilakukan skrining di bandara internasional seperti Bandara Soetta Jakarta, Bandara Juanda Surabaya dan bandara internasional lainnya.
“Tetapi untuk kewaspadaan, Bandara Iskandar Pangkalan Bun punya alat Thermal Scanner yang ditempatkan di terminal kedatangan yang berfungsi untuk mendeteksi suhu tubuh seseorang. Apabila suhu lebih dari 38 derajat celicius dianggap ada masalah dengan kesehatan, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan,” terangnya. (tyo/sla)