SAMPIT - Rencana penghapusan tenaga honorer dirasa akan sangat berdampak terhadap dunia pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Sekretaris Daerah (Sekda) Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor mengatakan, saat ini masih banyak sekolah yang mempekerjakan tenaga honorer ataupun tenaga kontrak untuk mengajar.
Apabila rencana penghapusan benar-benar diberlakukan, Kotim dipastikan akan semakin kekurangan para pengajar yang berstatus tenaga honorer.
"Tidak bisa menampikkan, karena tenaga ini (tenaga honorer) sangat dibutuhkan, Kotim masih kekurangan pegawai," kata Halikinnor.
Ditambahkannya, apabila tidak diperbolehkan mengangkat tenaga honorer, lalu siapa yang akan mengajar di sekolah, sementara jumlah pegawai negeri sipil (PNS) di Kotim sangat terbatas.
"Kalau satu orang guru mengajar dua kelas, itu tidak mungkin, proses belajar mengajar akan tidak maksimal hasilnya," imbuhnya.
Menurutnya, mau tidak mau atau suka tidak suka, Kotim masih membutuhkan tenaga honorer ataupun tenaga kontrak. Dan pemerintah daerah tentunya akan tetap selektif dalam rekrutmen.
Tidak hanya tenaga pengajar, Kotim juga masih sangat membutuhkan tenaga kontrak di bidang lainnya, seperti kesehatan dan administrasi.
“Apabila rencana itu (penghapusan tenaga honorer) diberlakukan, tentu sangat berdampak pada bidang-bidang yang masih bergantung pada tenaga kontrak,” tandasnya. (yn/fm)