SAMPIT - Masjid Agung Al-Falah Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melaksanakan salat berjamaah Iduladha 1441 Hijriah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19, Jumat (31/7). Hampir seluruh jemaah datang memakai masker yang menjadi salah satu cara pencegahan penularan coronavirus disease atau Covid-19.
Para pengurus masjid memastikan agar jemaah menerapkan physical distancing. Pengurus masjid telah mengatur shaf dengan stiker penanda jaga jarak. Jemaah diminta untuk tidak menempati stiker yang bertanda silang.
Pada kesempatan itu Kapolres Kotim AKBP Abdoel Harris Jakin selaku khatib membawakan khotbah tentang keteladanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS dan tentang keluarga yang kuat, keluarga yang bertakwa. Dirinya menceritakan bagaimana Nabi Ismail merupakan sosok yang saleh dan taat kepada Allah SWT. Ismail adalah anak yang berbakti kepada orangtuanya, ia patuh atas semua perintah Nabi Ibrahim AS, termasuk saat ayahnya bermimpi untuk menyembelih dirinya.
"Nabi Ismail adalah sosok yang ikhlas melaksanakan semua perintah Allah SWT," ujarnya.
Dirinya berharap dalam momentum Iduladha ini, umat muslim dapat meneladani dan mengambil hikmah dari keluarga Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, bagaimana mereka membentuk keluarga yang kuat keluarga yang sakinah mawadah warrahmah.
"Keluarga Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim adalah keluarga yang berbaik sangka kepada Allah, keluarga yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan kuatnya keluarga tersebut, Nabi Ismail dengan ikhlas rela disembelih oleh ayahnya yakni Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim, seberat apapun perintah dari Allah SWT, ikhlas menjalankan perintah-Nya, karena keluarganya kuat dan bertakwa," tambahnya lagi.
Dirinya mengimbau kepada seluruh orang tua di Kotim agar bisa membentuk keluarga yang kuat, sakinah, mawadah, warrahmah. Dirinya merasa prihatin dengan kasus asusila yang terjadi di Kotim, dimana korbannya adalah anak di bawah umur. Hal inilah yang mendasari khotbah yang ia sampaikan terkait keluarga. Rata-rata penyebab terjadinya tindak asusila adalah karena keluarga yang tidak harmonis.
"Mengapa saya berceramah tentang keluarga, karena berdasarkan data yang saya miliki dari 2019 banyak sekali kasus asusila terhadap anak di bawah umur, dimana rentang usia antara 13-15 tahun dan rata-rata penyebabnya adalah keluarga yang tidak harmonis," ungkapnya.
Abdoel Haris berharap umat muslim dapat lebih menguatkan iman dan takwa pada setiap anggota keluarga. "Insha Allah dengan keluarga yang kuat akan terhindar dari dosa dan maksiat," terangnya.
Sementara itu di Masjid Agung Wahyu Al Hadi Jalan Sudirman Sampit, pelaksanaan salat Iduladha terlaksana dengan menerapkan protokol kesehatan. Sebelum masuk masjid, jemaah terlebih dahulu masuk bilik sterilisasi. Usai salat, sesama umat hanya memberikan ucapan selamat tanpa harus berjabatan tangan. Di sela-sela momen kegembiraan dan penuh syukur itu, para umat muslim tetap memperhatikan jaga jarak.
Salat Ied di Masjid Wahyu Al-berlangsung aman, lancar dan sungguh khidmat. Petugas keamanan dari Polres Kotim, Dinas Perhubungan Kotim, melakukan pengamanan selama salat berlangsung. Pemuda Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Sampit juga turut dalam pengamanan bagi umat muslim yang menjalankan ibadah di masjid tersebut. Mereka terlihat melakukan pengamanan dengan mengatur lalu lintas membantu aparat keamanan. (yn/yit)