SAMPIT— Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berencana akan menganggarkan, pembelian telepon pintar berbasis android, untuk pelajar tidak mampu, hal ini mengingat para pelajar yang tak memiliki telepon genggam terkendala dalam melakukan pembelajaran dengan sistem dalam jaringan (Daring).

Sekretaris Daerah (Sekda) Kotim Halikinnor dalama sambutannya, pada acara pembukaan pembukaan acara belajar bersama di Museum dan Pekan Kebudayaan Daerah di halaman Museum Kayu Sampit, Senin (3/8) mengatakan, wacana tersebut masih harus kaji, sebab terkendala penanganan Covid-19 dengan anggaran yang tidak sedikit.

"Rencana seperti itu, tapi masih harus dikaji lagi, karena seperti diketahui anggaran saat ini banyak tercurah untuk penanganan Covid-19," ujarnya.

Dirinya menyebut, pembelajaran di rumah dengan daring melalui satuan pendidikan masing – masing, bagi sebagian pelajar yang memiliki telepon genggam mungkin tidak akan terkendala, namun sebaliknya pelajar tidak mampu yang tidak memiliki ponsel pintar justru tidak dapat mengikuti pembelajaran tersebut.

"Ini menjadi perhatian, tidak ingin hanya orang mampu saja yang dapat mengikuti daring, sementara yang tidak mampu tidak bisa belajar," ungkapnya.

Bahkan dirinya merasa miris, ketika bertemu dengan anak usia sekolah yang berjualan di lampu merah, ketika ditanya mengapa mereka tidak sekolah daring, jawabannya adalah karena tidak memiliki telepon genggam.

"Saya pernah menanyakan kepada anak - anak yang berjualan di lampu merah, kenapa mereka tidak sekolah, mereka bilang tidak punya telepon genggam," tuturnya.

Atas dasar itulah, pihaknya berupaya untuk mencari solusi terbaik agar seluruh pelajar di Kotim, bisa mendapatkan hak mengenyam pendidikan yang sama. (yn/dc)