PALANGKA RAYA—  Pemandangan menyedihkan dan miris, saat sebulan lalu melihat kondisi Rajini Al Gani, warga Jalan Dr Murjani, remaja berusia 16 tahun, yang hanya bisa terbaring. Bertahun - tahun dengan kondisi menyedihkan. Tubuhnya kurus kering, membungkuk dan tidur dengan kondisi jauh dari kata nyaman. Saat ini, Rabu (26/8), sudah terlihat jauh lebih baik.

Al Gani kini sudah bisa makan, bahkan bisa sampai lima kali makan. Bahkan kutil yang ada di tangannya sudah dioperasi, sehingga tidak lagi menimbulkan luka. Dia bahkan kini sudah menggunakan baju dan celana, tak lagi bertelanjang. Namun, tetap belum bisa berjalan normal dan kaki kirinya masih belum bisa diluruskan.

Dilihat langsung oleh Radar Sampit. Gani, sapaan akrabnya sudah terlihat sehat. Namun, tetap masih dengan cara tidur, yakni menutup bagian kepala dan wajahnya menggunakan batal. Tetapi sudah jauh lebih baik dari kondisi sebelumnya.

“Kini sudah bisa makan, kemarin saat belum dibawa ke rumah sakit sudah empat bulan tak makan nasi. Sekarang sudah bisa makan nasi dan lauk, bahkan bisa makan sehari lima kali. Namun, tetap tidak bisa berjalan karena kakinya tidak bisa diluruskan pada bagian kiri,” ujar Ratna, ibu Al Gani.

Ratna menyampaikan, sang anak sempat enam belas hari menjalani perawatan medis di rumah sakit umum dr Doris Sylvanus. Berbagai fasilitas mereka peroleh, tidak ada pembayaran dan seluruhnya ditanggung oleh pemerintah. bahkan Wakil Walikota Umi Mastikah sempat berkunjung melihat langsung Al Gani.

“Terima kasih kepada pemerintah kota. Kemarin, Selasa (25/8) keluar dari Doris selama 16 hari dirawat. Yang hadir bu Wakil Walikota, Kepala Dinas Sosial kota dan pihak rumah sakit yang sudah membantu, serta masyarakat dan petugas SLRT,” ujar wanita berusia 39 tahun ini.

Ratna menyampaikan Gani kini berjalan merangkak. Namun, sebelum diobati tidak bisa melakukan aktivitas apa - apa, berteriak. bahkan sudah berkurang bagian kulitnya yang sakit, termasuk saat ini sudah pakai baju dan celana.

“Makan sudah bisa, sebelumnya tidak mau makan. Setelah keluar dari rumah sakit disarankan kesehatan dikontrol ke Puskesmas, dulu berat badannya 11 kilogram, sekarang mungkin sudah lebih dari 15 kilogram. Semoga semakin sehat dan bisa beraktivitas lagi seperti dahulu,” tuturnya wanita memiliki empat anak ini.

Ratna menambahkan saat ini keinginan keluarga adalah mengkhitan Al Gani, dan berharap kesehatan sang anak bisa terus pulih, walaupun memerlukan waktu. “Keluarga mau Algani disunat dan semakin sehat. Saya sampaikan terima kasih kepada semuanya,” pungkasnya terlihat sedih.

Nenek Al Gani, Aluh menambahkan, sangat bahagia melihat sang cucu semakin sehat, walaupun masih belum bisa berjalan. Namun, sudah ada perkembangan dan kemajuan lain, seperti sudah mau makan dan menggunakan baju. Walaupun terkadang masing sering berteriak dan memukul dirinya sendiri.

Aluh mengatakan, sangat berterima kasih kepada pemerintah kota dan provinsi telah membiayai pengobatan sang cucu. Dirinya hanya menyampaikan semoga para pihak yang membantu mendapatkan pahala besar dari sisi tuhan Yang Maha Esa. ”Seluruh keluarga berterima kasih, terutama kepada bu wakil walikota, Dinas Sosial, SLRT dan masyarakat yang sudah membantu.” pungkasnya.

Sementara itu, relawan Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu atau SLRT, Ibnu Taila mengatakan, bersyukur atas perkembangan kesehatan Al Gani, terlebih sebelum mendapat perawatan layak kondisinya sangat memprihatinkan. Dia berharap semakin banyak warga tak mampu bisa dibantu dan mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal.

“Semoga kondisi Al Gani selalu sehat dan ada bantuan lain dari masyarakat maupun pemerintah, tak hanya kesehatan tetapi juga nutrisi. Apalagi mau dikhitan. Salam kemanusiaan dan terima kepada Pemkot, Dinsos Kota dan seluruh anggota SLRT yang bahu membahu membantu.” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya  kondisi Rajini Al Gani. Remaja berusia 16 tahun itu  hanya bisa terbaring. Tubuhnya kurus kering, membungkuk dan tidur dengan kondisi jauh dari kata nyaman. Warga Jalan Dr Murjani Gang Bunga itu sudah bertahun - tahun menyandang keadaan tersebut.

Al Gani berada di rumah kakeknya bersama orang tuanya. Tidak ada barang berharga dalam kamar itu. Hanya terlihat tempat tidur lusuh dan sudah tidak layak.

Saat itu semakin hari kondisi sang anak makin menyedihkan. Bahkan kurun waktu tiga bulan sudah tidak makan nasi maupun lauk pauk. Hanya asupan susu tiga kali sehari. Tubuhnya pun semakin kurus dan membungkuk. Bahkan kini tidak bisa berjalan dan berbaring di tempat tidur.

Gani tidak pernah sekolah, bahkan saat mau ke SLB juga tidak mau. Ia juga pernah membawa ke Kelawa Atei dengan diagnosa kelainan, tumbuh kembang dan kelainan jiwa. Namun, tidak sanggup diobati karena alasan berbagai hal dan lainnya, terutama persoalan anggaran.

Gani adalah anak pertama dari empat bersaudara. Lahir dengan kondisi normal, namun perkembangan tumbuh kembang tidak seperti anak lain. Tidak bisa berbicara dan selalu sakit - sakitan. Berbagai usaha pengobatan pun telah dilakukan. Medis maupun obat tradisional. Namun, tidak mengubah kondisi sang anak, kini Gani sudah bisa tersenyum dan semoga semakin sehat. (daq/dc)