PANGKALAN BUN – Dua helikopter pengebom air EC 180 B4 dan WB MI 8 MTB serta 1 helikopter patroli PK-URR disiagakan di Landasan Udara (Lanud) Iskandar Pangkalan Bun. Helikopter yang disiapkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu untuk melakukan penanganan kebakaran hutan dan lahan di Kobar dan sekitarnya.

Sejak tiba Agustus lalu, dua helikopter tersebut telah mengangkut 150 ribu liter air untuk penanganan karhutla di sejumlah titik di Kobar. Sementara itu, guna mendeteksi keberadaan titik api yang tidak terpantau, setiap harinya helikopter patroli juga dikerahkan untuk monitoring dari udara.

Patroli bertujuan memantau wilayah yang berpotensi terjadi kebakaran lahan. Heli yang ada di Kobar beroperasi menjangkau kabupaten sekitarnya, seperti Lamandau, Sukamara, dan Seruyan.

Kasi Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Barat Pahrul Laji mengatakan, satu unit helikopter patroli difungsikan untuk melakukan monitoring titik api dari udara. Hal itu penting dilakukan guna mengetahui keberadaan titik api yang tidak terpantau.

Dia mengungkapkan, beberapa hari lalu, saat cuaca panas, patroli udara memantau titik api di daerah Kotawaringin Lama, yaitu di Desa Riam Durian dan Babual Baboti yang berbatasan dengan Kabupaten Sukamara.

”Begitu ada titik api yang terpantau, langsung kami arahkan helikopter water bombing untuk penanganan titik api, jadi kebakaran bisa segera ditangani melalui udara," ujarnya, Rabu (23/9).

Berdasarkan data BPBD Kobar, sejak September 2020 terdapat sekitar 111 titik panas dan 36 karhutla yang tertangani. Menurutnya, kehadiran tiga helikopter tersebut sangat membantu Pemkab Kobar mengantisipasi dan menangani karhutla.

”Kami awali dengan patroli rutin, kemudian bila terdapat titik panas, langsung ditindaklanjuti dengan helikopter water bombing,” pungkasnya. (tyo/sla/ign)