PALANGKA RAYA – Delapan orang anggota polisi terjaring razia mendadak yang digelar Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Kalteng. Para polisi berpangkat Brigadir Dua (Bripda) itu diamankan dari tempat hiburan malam (THM).
Mereka terjaring di dua lokasi berbeda, yakni Karaoke Huppy Pupy dan Vino Club Hotel Aquarius, Jumat (22/4) dini hari. Delapan bintara itu berinisial CGS, BS, RRR, GD, RAW, WEA, JH, dan NP.
Para anggota tersebut berasal dari Polres Barsel 3 orang, Polres Pulpis 1 orang, Polres Palangka Raya 3 orang, dan Direktorat Sabhara Polda 1 orang. Mereka menjalani hukuman di Mapolda Kalteng dengan lari memutari halaman Polda. Selain itu, terancam mendapat hukuman tambahan di Mapolres masing-masing.
Kabidpropam Polda Kalteng AKBP Sikeus Ginting melalui Perwira Unit Pemeliharaan Ketertiban Ipda Eko mengatakan, satu oknum anggota berinisial GD sempat tidak mengaku sebagai anggota Polri. Dia malah mengaku mahasiswa di salah satu Universitas di Palangka Raya.
---------- SPLIT TEXT ----------
Akan tetapi, petugas yang dipimpin langsung Kasubbid Provos Kompol Hendra bersama sembilan anggota itu tak terkecoh. GD ikut diamankan di Mapolda Kalteng guna pemeriksaan lebih lanjut dan menjalani hukuman.
Eko menuturkan, empat oknum CGS, BS, RRR, dan GD diamankan di Karaoke Happy Puppy Jalan Tjilik Riwut km 2, sekitar pukul 00.15 WIB. Empat lainnya, yakni RAW, WEA, JH, dan NP diamankan saat baru keluar dari Vino Club Hotel Aquarius, sekitar pukul 01.00 WIB.
”GD sempat tidak mengaku dan ngakunya mahasiswa, tetapi setelah diinterogasi, akhirnya mengaku. Saat ini delapan oknum yang tidak disiplin tersebut diamankan di Kantor Bidpropam dan sudah dilakukan pemeriksaan. Hasilnya diserahkan ke Kasatker dan Kapolres masing-masing untuk ditindaklanjuti,” jelasnya.
Eko menegaskan, kegiatan tersebut akan terus dilakukan. Bid Propam Polda Kalteng terus melaksanakan razia dengan sasaran anggota Polisi yang berada di THM tanpa kepentingan. ”Saya harapkan tidak ada lagi anggota Polri yang ketangkap dan berkeliaran di THM, terlebih tidak ada kepentingan," tegas Eko. (daq/ign)
