SAMPIT - Para sopir kendaraan angkutan berat mendesak pemerintah agar segera memperbaiki Jalan Lingkar Selatan atau Jalan Moh Hatta, Sampit. Jalur Lingkar Selatan merupakan urat nadinya perekonomian. Sayang, infrastruktur Lingkar Selatan mengalami kerusakan selama lebih dari dua tahun terakhir.
Tak adanya perbaikan membuat infstruktur jalan dipenuhi banyak kubangan bahkan terdapat beberapa titik kubangan bak kolam alias danau yang cukup besar melebar nyaris sebadan jalan. Kondisi tersebut membuat para sopir tak mau mengambil risiko sehingga terpaksa melalui jalan dalam kota.
"Setiap hari seluruh kendaraan angkutan berat dari arah Sampit - Pangkalan Bun Jalan Jenderal Sudirman, dari arah Sampit - Palangka Raya Jalan Tjilik Riwut terpaksa lewat jalan sini (Jalan Pelita) menuju Pelabuhan Bagendang Jalan HM Arsyad," ucap Misnaji (57), pria yang sudah menjadi sopir sejak tahun 1993.
Misnaji mengatakan, jika Lingkar Selatan tak segera dilakukan perbaikan maka akan semakin memperparah kerusakan jalan di dalam kota. Seperti diketahui, jalan dalam kota salah satunya di Jalan HM Arsyad dan Jalan Pelita baru saja dilakukan perbaikan berupa penimbunan agregrat pada titik tertentu pada satu dua pekan lalu. Bukannya membuat jalan nyaman dilalui, timbunan justru membuat jalan semakin rusak dan berdebu saat cuaca terik, dan menjadi becek ketika cuaca hujan.
"Kalau hanya agregrat saja tidak segera diaspal, juga akan hancur lagi. Lihat saja di sana (Jalan Pelita) semakin parah, kalau hujan jalanan jadi bubur," katanya.
Pantauan Radar Sampit, intensitas kendaraan angkutan berat semakin padat memasuki siang hari dan semakin ramai pada saat sore hingga malam hari. Selama kurang lebih 30 menit ada kisaran 50-80 kendaraan angkutan berat dari berbagai tipe berlalu lalang melintasi Jalan Pelita - HM Arsyad.
"Jalan Pelita ini tidak ada sepinya. Dari berbagai perusahaan bawa muatan pupuk, bawa CPO, bawa berbagai muatan lewat sini. Mau lewat mana lagi Jembatan Patah rawan dilewati," ungkapnya.
Jalur Lingkar Selatan yang tak kunjung diperbaiki berimbas pada kerusakan jalan lainnya yakni Jalan Kapten Mulyono. Bahkan, Jembatan Patah rawan dilalui kendaraan. "Mana bisa lewat Jalan Kapten Mulyono arah Selatan, Jembatan Patah rawan dilalui kendaraan angkutan berat. Saya pernah lewat jembatan itu sampai mengakibatkan enam roda ban bocor karena paku jembatan tidak aman dilalui," tandasnya. (hgn/yit)