SAMPIT – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus melakukan perbaikan jalan rusak jalur lingkar selatan Kota Sampit. Perbaikan sudah berjalan lebih dari sepekan dengan melakukan penimbunan material agregat kelas B yang diperoleh dari hasil sumbangan berbagai pihak dan perusahaan.
Pengawas Teknis Pemeliharaan Jalan Dinas PUPR Kotim Suhardiyono mengatakan, pihaknya telah menerima bantuan agregat sebanyak 299 rit atau setara 1.495 meter kubik.
”Sebanyak 84 kubik bantuan dari grup PT Mintung dan Organda yang diserahkan dalam tiga tahap masing-masing 28 rit untuk perbaikan jalan rusak dekat Bundaran KB. Sudah selesai dikerjakan satu minggu yang lalu," kata Suhardiyono.
Dinas PUPR Kotim telah menerima bantuan berupa material agregat dari Organda Kotim, Asosiasi Logistik Forwarder Indonesia (ALFI) sebanyak 420 meter kubik, PT Pelindo III, PT KAM 75 meter kubik, dan PBS 1.000 meter kubik.
”Total keseluruhan yang sudah menyerahkan bantuan ada 1.495 meter kubik atau 299 rit atau sekitar 25 persen dari kesepakatan hasil rapat terakhir," katanya.
Berdasarkan hasil survei dan pengukuran, kerusakan jalur lingkar selatan sepanjang 1.985 meter. Perlu 6.000 meter kubik atau setara 1.500 rit untuk memperbaiki ruas tersebut. ”Ada sembilan titik kerusakan parah. Ada yang membentuk kolam dengan kedalaman 50 cm dan ada yang satu meter lebih," ujarnya.
Kolam alias kubangan itu telah ditimbun menghabiskan puluhan rit agregat kelas B. ”Ada yang dekat persimpangan Jalan MT Haryono Barat - Jalan Mohammad Hatta itu kedalamannya mencapai 1,30 meter menghabiskan 52 rit agregat dan ada yang menghabiskan 12 rit untuk kubangan yang lain. Semuanya selesai ditimbun. Kemungkinan, minggu ini selesai untuk perataan jalannya," katanya.
Menurutnya, kubangan itu terbentuk karena ada yang menutup aliran selokan, sehingga air merembes dan memenuhi badan jalan. Salah satu lokasinya tepat di pertigaan Jalan Pelita Barat - Jalan Mohammad Hatta.
”Minggu lalu ada saya cek, ternyata ada yang menimbun tanah. Ada satu gorong-gorong yang hanya ditimbun, sehingga selokan tersumbat dan membuat air lari ke badan jalan. Sekarang sudah aman, karena beberapa hari lalu sudah dikeruk. Jadi, air mengalir lancar," katanya.
Sebelumnya, Pemkab Kotim telah mengadakan rapat untuk yang ketiga kalinya bersama PBS, Organda, dan lainnya. Pada rapat tersebut disepakati pihak perusahaan menyumbang dana berupa material agregat kelas B sekitar Rp 1,5 miliar untuk memperbaiki jalan rusak di lingkar selatan.
Kendati demikian, sumbangan itu tak menutupi kebutuhan 6.000 kubik atau 1.500 rit material agregat kelas B yang diperhitungkan memerlukan anggaran Rp 3,5 miliar untuk menangani jalan rusak di jalur lingkar selatan. (hgn/ign)