SAMPIT – Penanganan ruas jalan lingkar selatan Kota Sampit oleh Pemerintah Provinsi Kalteng kian tak jelas. Jalur yang disediakan agar angkutan berat tak lagi melintasi jalan dalam kota itu terancam rusak parah. Akibatnya, truk besar berpotensi kembali masuk kota.
Hal itu terungkap saat rombongan DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur meninjau ruas tersebut, Kamis (27/5). Rombongan dipimpin Wakil Ketua I Rudianur, diikuti anggota Komisi IV Bima Santoso dan Nadi Enggon.
Menurut Rudianur, penanganan ruas itu memang tidak jelas. Bahkan, kabar terbaru, anggaran yang dijanjikan sebesar Rp 10 miliar untuk perbaikan sudah tidak tersedia lagi.
”Saya mendapat kabar bahwa anggaran yang dialokasikan Pemprov Kalteng untuk ruas jalan ini tidak tersedia lagi. Artinya, penanganan jalan ini semakin buyar dan tidak jelas lagi,” ujarnya.
Menurut politikus Golkar itu, apabila dalam beberapa hari saja dilanda hujan deras, tanah yang digunakan untuk timbunan ruas jalan itu akan berubah menjadi lumpur. Angkutan berat rawan terjebak dan menimbulkan kubangan.
”Artinya, selamat datang kembali truk-truk fuso ukuran jumbo yang melindas aspal dalam Kota Sampit. Termasuk jalan yang baru selesai diaspal itu,” kata Rudianur .
Sebelumnya, ruas jalan itu fungsional setelah ada kerja sama dan kepedulian sejumlah pihak dengan menyumbang agregat untuk menimbun titik yang rusak. Setelah jalur itu fungsional, Pemkab Kotim melarang angkutan berat melebihi beban jalan melintas dalam kota.
Di sisi lain, dunia usaha yang peduli pada ruas itu dinilai masih minim. Padahal, jalur itu jadi urat nadi para pengusaha agar angkutannya lancar. ”Saya minta Pemkab buka nama penyumbang untuk ruas jalan itu, supaya kita tahu dan masyarakat tahu mana perusahaan yang peduli dan mana yang sikap acuh dan tak acuh terhadap persoalan daerah,” kata Rudianur.
Rudianur juga meminta Dinas Perhubungan Kotim kembali mengaktifkan pos pantau untuk pengalihan jalur truk agar tak masuk kota. Pasalnya, lemahnya pengawasan membuat truk mulai masuk ruas jalan dalam kota. Bahkan, pengendara sepeda motor banyak yang menjadi korban. Selain itu, Jalan Kapten Mulyono yang kerap dilintasi angkutan kian hancur akibat terus dilindas truk berangkutan berat.
”Ini kedua kalinya kami sidak. Situasi jalan tidak ada perkembangan signifikan. Dari tinjauan pertama yang hancur, sekarang tinjauan kedua semakin hancur. Kami meminta ketegasan pemerintah terkait status jalan ini," ujarnya.
Sekretaris Komisi IV DPRD Kotim Nadie Enggon menambahkan, sebelumnya Pemprov Kalteng menjanjikan akan mengucurkan anggaran Rp 10 miliar untuk memperbaiki ruas jalan lingkar selatan.
”Kami di Komisi IV akan memperhatikan masalah ini. Kami akan koordinasikan dengan instansi terkait, termasuk masalah kepastian perbaikan jalan lingkar selatan ini," kata Nadie.
Anggota Komisi IV lainnya, Bima Santoso berharap Pemprov Kalteng menepati janji memperbaiki ruas jalan lingkar selatan, karena sangat penting bagi aktivitas ekonomi masyarakat.
”Kalau jalan ini rusak parah dan tidak bisa dilewati, nanti jadi alasan truk masuk melintasi jalan dalam kota dan akhirnya jalan dalam kota rusak lagi. Kami berharap Pemprov segera memperbaiki jalan ini," tegasnya.
Juma'in, salah seorang sopir truk yang melintas di jalan tersebut berharap pemerintah segera memperbaiki kerusakan jalan. Ruas itu dikhawatirkan akan bertambah parah, sehingga sangat mengganggu aktivitas masyarakat.
”Selama ini kami sudah mengikuti arahan pemerintah untuk melintasi jalan ini. Jadi, tolong jalannya diperbaiki. Sekarang ini jalannya kembali rusak. Ini sangat mengganggu,” ujarnya.
Sejumlah sopir lainnya yang melintas menuturkan, kondisi jalan yang dilalui masih layak. Namun, jika dilewati dalam kondisi hujan, akan berpotensi rusak parah lagi.
”Kalau hujan dan kami bawa beban pastinya pengaruh. Kalau timbunan begini tidak bertahan lama. Apalagi dilihat sendiri beban truk yang melintas sampai menggoyang jalan,” kata Juma’in.
Menurutnya, jika jalur itu kembali rusak parah, pihaknya tak ada pilihan selain melintasi jalan dalam Kota Sampit. ”Kalau jalur ini rusak, terpaksa masuk jalur kota lagi karena memang tidak ada jalan lain lagi,” ujarnya.
Penanganan Terhenti
Sementara itu, bantuan sumbangan material agregat dari berbagai pihak dan perusahaan untuk perbaikan jalur lingkar selatan terhenti. Padahal, progres perbaikan jalan yang dikerjakan secara gotong royong itu baru ditangani sekitar 25 persen.
”Terakhir perbaikan penanganan Jalan Moh Hatta sekitar dua minggu sebelum Lebaran. Setelah itu belum ada pengiriman material lagi,” kata Suhardiyono, Pengawas Teknis Pemeliharaan Jalan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman (Dinas PUPRKP) Kotim, belum lama ini.
Bantuan dari sejumlah pihak tersebut sebanyak 299 rit atau setara 1.495 meter kubik. Bantuan itu diserahkan dalam tiga tahap, yakni, 84 kubik diperoleh dari bantuan grup PT Mintung dan Organda. Masing-masing tahapan diserahkan 28 rit untuk menangani titik jalan rusak yang parah.
Kemudian, 215 rit diperoleh dari beberapa perusahaan, di antaranya Organda, Asosiasi Logistik Forwarder Indonesia (ALFI) sebanyak 420 meter kubik, PT Pelindo III, PT KAM 75 meter kubik, dan sejumlah perusahaan perkebunan sebanyak 1.000 meter kubik.
”Bantuan material yang sudah Dinas PUPRKP terima ada 1.495 meter kubik atau 299 rit atau masih sekitar 25 persen. Semua material yang diterima langsung ditangani. Kami berharap bantuan yang sudah disepakati dalam rapat sebelumnya bisa segera disalurkan, supaya jalan rusak di jalur lingkar selatan bisa ditangani segera,” katanya.
Berdasarkan hasil survei dan pengukuran kerusakan jalan, jalur yang mengalami kerusakan sepanjang 1.985 meter. Perlu 6.000 meter kubik atau setara 1.500 rit agregat untuk memperbaiki jalan titik yang rusak itu.
”Ada sembilan titik kerusakan parah. Ada yang membentuk kolam dengan kedalaman 50 sentimeter sampai ada yang 1 meter 30 cm," ujarnya.
Dia menambahkan, kubangan jalan telah ditimbun dengan menghabiskan puluhan rit agregat. ”Ada yang menghabiskan 52 rit agregat untuk satu titik dan ada yang menghabiskan 12 rit untuk kubangan yang lain. Semuanya sudah selesai ditimbun. Kemungkinan minggu ini selesai untuk perataan jalannya," katanya. (ang/hgn/ign)