SAMPIT - Pekatnya kabut asap yang menyelimuti Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dalam beberapa hari terakhir membuat kualitas udara semakin buruk. Pemkab Kotim terus mengusulkan hujan buatan guna mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Bupati Kotim Halikinnor mengatakan, teknik modifikasi cuaca (TMC) berupa hujan buatan menjadi satu di antaranya sejumlah langkah untuk menangani polusi udara dan kekeringan. Usulan hujan buatan sendiri telah disampaikan pada pemerintah pusat.
"Kami tetap bermohon kepada pemerintah pusat untuk melakukan upaya hujan buatan. Karena pemerintah daerah tidak memiliki kewenangan untuk itu, sehingga kami bermohon bantuan hujan buatan," ujar Bupati Kotim Halikinnor.
Dalam upaya penanggulangan karhutla yang terjadi di wilayah ini, Halikinnor menyebut bahwa pemerintah daerah dan Satgas Penanggulangan Karhutla telah melakukan upaya maksimal dalam mengatasi karhutla. Bahkan, penetapan status tanggap darurat bencana karhutla pun telah diperpanjang sebanyak 2 kali.
Dirinya juga berterima kasih atas bantuan helikopter water bombing dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk wilayah Kotim. Walaupun belum sepenuhnya bisa memadamkan karhutla, namun dengan adanya bantuan water bombing juga sangat membantu upaya satgas darat dalam melakukan pemadaman.
Meski segala upaya telah dilakukan dengan maksimal, namun belum sepenuhnya dapat mengatasi masalah karhutla yang melanda wilayah ini. Saat ini satu-satunya solusi untuk mengatasi karhutla dan kabut asap adalah dengan adanya hujan. Sedangkan, hujan adalah faktor alam yang tidak bisa dikendalikan manusia.
Selain berupaya keras melalui Satgas Penanggulangan Karhutla dan instansi terkait lainnya, upaya lain juga dilakukan oleh pemerintah daerah dengan menggelar Salat Istisqa berjemaah di halaman Kantor Bupati Kotim pada Selasa (3/10) kemarin. Salat Istisqa digelar untuk memohon kepada Allah SWT agar diturunkan hujan.
Segala upaya dilakukan oleh pemerintah daerah agar bisa meminimalisasi musibah kabut asap dampak karhutla yang terjadi di wilayah ini. Pihaknya juga tetap berharap adanya bantuan hujan buatan dari pemerintah pusat.
"Harapannya bisa segera dilaksanakan hujan buatan. Kami juga terus melaporkan kondisi terkini, kami yakin pemerintah pusat terus memonitor, sehingga mereka mengetahui berapa banyak hotspot maupun perkembangan karhutla di wilayah ini," pungkasnya. (yn/yit)