SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PALANGKA

Selasa, 07 November 2023 12:06
Sepenggal Cerita Dibalik Megahnya Ikon Palangka Raya
KULINER: Kawasan kuliner di bawah Jembatan Kahayan, Kota Palangka Raya. Di lokasi itu dapat ditemui sejumlah penjual Soto Lamongan. (Dodi/Radar Sampit)

Menganggapnya sebagai Ikon Palangka Raya merupakan hal yang lumrah. Seantero nusantara sudah mengetahuinya. Namun siapa sangka hanya segelintir yang tahu bahwa simbol kemajuan teknik sipil itu menjadi titik balik penghidupan dan juga masa depan dari puluhan keluarga yang bersentuhan dengannya.

SLAMET HARMOKO, Palangka Raya | radarsampit.com

“Pesan apa bang?” ucap Jaelani salah satu pedagang di tenda yang berjajar rapi di bawah Jembatan Kahayan. “Soto” Jawabku. “Minumnya?” Bertanya lagi. “Teh tawar hangat,” Ujarku melengkapi. Tak lebih dari dua menit, Soto Lamongan dengan “koya” yang jadi ciri khas masakan Jawa Timur itu tersiap di meja panjang depan mata. Seolah tak sabar ingin segera menyapa lidah dan berakhir di lambung yang sudah meronta di hari Sabtu (04/11/2023) pagi. Sepuluh menit menyelesaikan hajat mengisi bahan bakar kehidupan, saya menyodorkan uang Rp 20 ribu sambil meminta izin untuk mengobrol sebentar perihal usahanya.

Tak mengiyakan, Ia malah menyodorkan ayahnya, H. Badri dan berucap bahwa usaha itu milik lelaki berbaju batik dengan kopyah di kepala. “Sama bapak (H Badri) saja. Bapak yang lebih tahu tentang usaha ini dan dianggap sebagai tetua di lingkungan pelapak PKL bawah Jembatan Kahayan ini,” katanya.

Setelah perkenalan singkat, kakek 67 tahun itu langsung bercerita. Sambil sedikit mengingat kisah hidupnya 30 tahun lalu, bapak empat anak ini mengungkapkan bahwa pertama kali ke Kalimantan Tengah tidak langsung ke Palangka Raya. Ia yang kala itu hanya membawa uang pas-pasan berangkat dari Desa Mojo Asem, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya untuk naik kapal menuju Sampit, Kotawaringin Timur. Keluar dari pelabuhan Sampit, ia lalu menuju Palangka Raya.

“Saya sebelumnya jualan mainan di Jakarta, tapi akhirnya memutuskan merantau ke Kalteng. Sempat kerja serabutan. Setelah setahun di Palangka Raya akhirnya saya ajak istri dan empat anak saya ke sini (Kalteng) dan mulailah berjualan soto. Soto Lamongan,” ungkapnya. Awal berjualan tidak mudah, karena harus belajar meramu resep yang ada sehingga tidak meninggalkan cita rasa salah satu kuliner khas Jatim itu, namun tetap diterima oleh lidah warga Kalteng yang semuanya bukan orang Jawa. “Jualannya dulu keliling kota, dorong gerobak. Kalaupun sesekali mangkal ya untuk melayani pelanggan di sekitar Jalan Tjilik Riwut, terutama kawasan Polda,” tuturnya.

Hingga akhirnya jalan mulai terbuka ketika pembangunan Jembatan Kahayan dipancangkan. Saat itu ia mencoba peruntungan untuk berjualan lebih pagi, dengan harapan banyak pekerja proyek yang kala itu juga banyak yang berasal dari Jawa ingin sarapan soto. “Saya lupa pastinya bulan berapa. Tidak mangkal di titik jembatan ini, tapi sedikit agak jauh dari proyek. Alhamdulillah cukup menghasilkan,” ceritanya.

Kemudian semua seolah menjadi semakin dimudahkan, ketika jembatan yang pertama kali dibangun tahun 1995 hingga 2001 dengan panjang 640 meter, lebar 9 meter yang terdiri dari 12 bentang dan bentang khusus sepanjang 150 meter di alur pelayaran ini diresmikan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarno Putri pada 13 Januari 2002. Hingga suatu ketika suami Hj Juwariyah dan sejumlah PKL lainnya diperbolehkan membuka lapak PKL di bawah jembatan itu. “Selesai diresmikan saya dan sejumlah pedagang makanan lainnya mulai diperbolehkan berjualan di bawah jembatan ini. Saat itu saya mantapkan niat untuk berjualan menetap di bawah jembatan ini. Saya hanya berharap bila rejeki saya di sini maka lancarkanlah, bila bukan di sini tunjukkan jalan lainnya. Dan akhirnya kini banyak yang juga berjualan soto seperti saya,” katanya seolah menegaskan bahwa Jembatan Kahayan merupakan petunjuk untuk mencari soto lamongan di ibukota Kalteng ini.

“Kalau ingin makan soto lamongan, ya ke Jembatan Kahayan,” sambungnya sambil terkekeh. Menurutnya berjualan soto di Jembatan Kahayan bukan hanya sekedar mencari nafkah untuk penghidupan. Badri yang telah berangkat haji dua kali di tahun 2013 dan 2019 ini mengakui dari melapak di bawah jembatan ini hidupnya berasa dilimpahi berkah. Tak hanya memberi kecukupan sandang, pangan hingga papan. Namun juga membuat anak-anaknya mapan. Salah satu yang menjadi kebanggaannya adalah mampu menyekolahkan anak keempatnya dan membuatnya menjadi anggota Polri. Semua terasa lengkap ketika ia juga mempunya dua menantu yang juga anggota Polri. “Saya haji dua kali karena jualan soto, kemudian anak terakhir saya Alhamdulillah menjadi anggota Polri, ini semua saya anggap karena barokahnya (berkah) dari Jembatan Kahayan ini,” ucapnya bersyukur sekaligus membanggakan jembatan pembelah Sungai Kahayan yang mulai dibangun di masa Gubernur Warsito Rasman dan rampung saat Kalteng dipimpin Asmawi Agani.

Kini ia tak lagi perlu memeras keringat penuh kepayahan seperti dulu, ia ingin menikmati masa tua bersama istri dan melihat anak cucunya hidup bahagia. Tak perlu lagi merasakan susahnya hidup diperantauan. “Semua saya anggap cukup, bahkan bisa dibilang berlebih. Saya percaya rejeki itu sudah diatur Allah, tapi perantaranya kalau boleh saya memastikan ya jembatan ini, Jembatan Kahayan,” katanya memungkasi cerita sambil menyunggingkan senyum. Jembatan Sungai Kahayan memiliki banyak manfaat bagi warga Kota Palangka Raya dan sekitarnya. Tak hanya menghubungkan Kelurahan Pahandut Seberang dengan pusat Kota Palangka Raya, namun jembatan dengan jenis Pelengkung Baja ini juga menghubungkan Kabupaten Pulang Pisau, Gunung Mas, Barito Selatan, Barito Utara dan sekitarnya.

Sebelum ada jembatan kebanggaan warga Kalteng itu, bila ingin ke kawasan DAS Barito harus menempuh perjalanan darat sekitar 16 – 17 jam. Hal ini bisa dimaklumi karena harus turun dulu ke sisi selatan Kalimantan (Kalsel) kemudian naik kembali ke utara. “Dulu sekitar 16 – 17 jam bila harus ke kawasan Barito. Itu cukup menyulitkan,” ungkap Wijaya, salah satu pengunjung Taman Pasuk Kameloh yang sempat saya bincangi secara singkat.

Hal itu rupanya juga diaminkan Solekan, pengemudi mobil angkutan online ini juga mengatakan bahwa menurut pengalamannya sebagai sopir, menuju kawasan Barito merupakan perjalanan yang cukup melelahkan. Ditambah lagi kondisi jalan yang masih belum baik. “Sekarang untuk ke Barito Utara, ya ke Muara Teweh bisa sekitar tujuh jam saja. Kalau dulu sakit (susah) pak, karena harus ke Kalsel dulu dan itu bisa lebih dari 12 jam,” katanya. Sebelum menjadi sopir angkutan online, saat mudanya dulu sempat merasakan betapa beratnya menuju kawasan Barito. “Ke Pulang Pisau sekarang dua jam sudah sampai, saya kalau sedang beroperasi sebagai travel biasa sering mengantar penumpang ke sana,” terangnya. Kini jembatan yang ada di Jalan Kapten Piere Tendean, Kelurahan Pahandut tak lagi sendiri. Di sekitar jembatan juga telah dibangun ruang terbuka hijau dan dinamai Taman Pasuk Kameloh yang dianggap sebagai pelengkap keberadaan Tugu Sukarno yang melegenda itu.

Saat malam, jembatan itu juga tetap memunculkan keindahannya dengan nyala lampu warna-warni serta air mancur yang mulai dioperasikan secara resmi pada Jumat (7/7/2023) lalu oleh Gubernur Kalteng Sugianto Sabran. Kisah penjual soto dan sopir travel itu mungkin hanya cerita kecil dari betapa maha manfaatnya keberadaan Jembatan Kahayan dengan fungsi utama sebagai urat nadi berkembangnya kawasan Barito di sisi utara Kalteng. (*)

loading...

BACA JUGA

Kamis, 19 Desember 2024 13:08

Gencarkan Operasi Pasar Menjelang Nataru

PALANGKA RAYA- Anggota Komisi II DPRD Kota Palangka Raya Khemal…

Kamis, 19 Desember 2024 13:08

Posko Arus Mudik Nataru Perlu Dipersiapkan

PALANGKA RAYA-Sekretaris Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Rana Muthia…

Rabu, 18 Desember 2024 17:58

Realisasi Pajak dan Retribusi Perlu Dipacu

PALANGKA RAYA - Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Palangka…

Rabu, 18 Desember 2024 17:57

Hadapi Ancaman Kebakaran dengan Siap Siaga

PALANGKA RAYA - Anggota Komisi II DPRD Palangka Raya Wahid…

Selasa, 17 Desember 2024 15:35

Perlu Kolaborasi Wujudkan Program Makan Gratis

PALANGKA RAYA – Anggota Komisi I DPRD Kota Palangka Raya,…

Selasa, 17 Desember 2024 15:35

Inflasi Harus Terkendali Menjelang Nataru

PALANGKA RAYA – Anggota Komisi II DPRD Kota Palangka Raya…

Selasa, 17 Desember 2024 15:32

Pemprov Sukses Gelar Pelatihan Kepemimpinan Nasional

PALANGKA RAYA- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) baru saja…

Selasa, 17 Desember 2024 15:31

Dukung Usulan RUU Perlindungan Guru

PALANGKA RAYA – Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng)…

Senin, 16 Desember 2024 16:47

Komitmen Pelayanan Publik Harus Diwujudkan

PALANGKA RAYA - Wakil Ketua DPRD Palangka Raya Nenie A…

Senin, 16 Desember 2024 16:46

Tingkatkan Kesadaran Masyarakat Tentang Penanganan Bencana

PALANGKA RAYA - Anggota Komisi III DPRD Palangka Raya Hasan…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers